Monday, November 7, 2016

NGURI-NGURI BUDAYA ASRAH BATIN

Oleh: Siti Futkhatin
Kesibukan warga Ngombak tak membuat mereka lelah, tapi semakin semangat dalam mempersiapkan acara yang mereka nanti-nantikan selama 2 tahun sekali. Mengapa demikian? karena warga ngombak akan menggelar sebuah budaya yang sudah mereka jalankan sejak tahun 1921. Budaya itu masih mereka jalankan sampai sekarang dengan ritual yang sudah diajarkan oleh sesepuh-sesepuh mereka dahulu. Mulai tangal 30 oktober, tepatnya di hari minggu pon tahun 2016 samapi acara puncaknya yaitu pada hari minggu kliwon, 6 oktober 2016. Semua warga Ngombak berantusias ikut serta dalam peringatan Asrah Batin didesa mereka, sehingga betul-betul mempersiapkan acara ini dengan sempurna.
A Tamsir SPd, merupakan salah satu tokoh sesepuh dan pendongeng dari acara budaya Asrah Batin. Selain itu, ia juga tahu sejarah terjadinya Asrah Batin di desa Karanglangu dan Ngombak. Ia menjelaskan bahwa “Asrah batin merupakan bentuk tradisi yang dilaksanakan untuk memperingati peristiwa gagalnya perkawinan antara Kedhana (Raden Sutdja) dari Desa Karanglangu dengan Kedhini (Roro Ayu Mursiyah) dari Desa Ngombak yang diganti menjadi acara Syukuran, karena pertemuan kakak dan adik yang dulu sekian lama berpisah”. Tamsir juga menjelaskan tata cara ritual Asrah batin, mulai dari hari dimana asrah batin itu berlangsung.
Ritual asrah batin harus dilakukan sesuai, hari itu dimulai dengan hari minggu pon yaitu diawali dengan acara gebyok (mencari ikan tanpa membawa obat peledak). Hari senin diadakan tubu (seluruh rakyat desa ngombak mencari ikan disungai lalu disetorkan kebalai desa), dan sampai hari minggu kliwon. Minggu kliwon adalah acara puncak dari Budaya Asrah Batin.  Mulai dari pagi hari, pertemuan kepala Desa Karanglangu pengganti dari (kedhana) dan kepala Desa Ngombak (kedihni). Kepala Desa Ngombak menyambut kedatangan kepala Desa Karanglangu di tepi sungai. Sebab, dulu waktu Kedhana datang menemui adiknya Kedhini bersama rombongannya melewati hutan dan berjalan menyebrangi sungai.
Setelah sampai ditepi sungai kepala Desa Ngombak menjabat tangan kepala Desa Karanglangu dan mengajak untuk singgah kerumahya. Sampai dipintu, kepala Desa Ngombak membasuh kaki kepala Desa Karanglangu dengan air bunga, dan keduanya menuju ketempat duduk yang sudah disiapkan. Iringan gending jawa dengan irama eleng-eleng, mendahului sambutan kepala Desa Ngombak yang diwakili oleh masyarakat Ngombak. Sambutan dari Camat Kedung Jati, laporan panitia yang disambung dengan pemberian cendara mata oleh kedua kepala desa masing-masing, kemudian dilanjutkan dongeng asrah batin dan diakhiri doa.
            Setelah doa, masyarakat saling memperebutkan sebuah bingkisan yang terbuat dari daun jati dengan isi nasi, ikan, dan botok. Mereka percaya, bingkisan tersebut adalah berkah, selain itu juga ada boreh. Boreh dipercayai bisa menyembuhkan penyakit, konon saat membuat boreh zaman kedini digunakan untuk menghilangkan rasa capek atau sakit. Orang yang membuat borehpun tidak sembarang orang, karena yang boleh membuat boreh adalah keturunan orang-orang yang membuat boreh pada zaman Kedini. Ada juga badek (air tape), masyarakat juga meyakini badek dapat menyembuhkan segala penyakit dan membuat badan segar, badek juga dibuat oleh orang-orang khusus seperti boreh.
Kemudian setelah selesai acara, kepala Desa Karanglangu berpamitan dan pulang dengan membawa oleh-oleh pemberian kepala Desa Ngombak berupak botok, ikan, badek, dan nasi. Jalan yang dilalui untuk pulang sama seperti rute awal yaitu kembali kesungai dan menyeberanginya kemudian berjalan kaki melewati hutan.
Penghargaan Budaya Asrah Batin
Mz Roman salah seorang duta Wisata Kab. Grobogan 2016 merasa banggga telah menjadi masyarakat sekaligus duta wisata  Kab Grobogan karena memiliki budaya yang unik dan luar biasa. Roman mengatakan “budaya seperti ini (Asrah Batin) harus dilestarikan dan juga dihargai oleh semua rakyat maupun pemerintah.
             Mz Roman juga berharap budaya ini akan selalu dilestarikan oleh semua keturunanya. Sebab, hal ini merupakan aset budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan. Selain itu, Roman berharap tidak hanya wisatawan dari kabupaten Grobogan yang tau tentang budaya ini, tapi juga wisatawan lain dari luar kabupaten Grobogan dapat mengetahui budaya Asrah Batin dan mau menengok, melihatnya.
Tali Persaudaraan Desa Ngombak dengan Karanglangu
Agus (kepala Desa Karanglangu) mengatakan, dengan adanya asrah batin ini desa karanglangu dapat bersatu dan menjalin silaturrohmi yang baik dan tidak ada saling membenci ataupun bermusuhan, seperti yang telah disampaikan oleh kedhana-kedini. Mereka juga diajarkan untuk berkata jujur, sampai sekarang kata-kata (pesan) dari kedhana-kedini selalu ditaati. Karena kedhana-kedini adik kakak keduanya maka kedhana mengatakan bahwa kelak keturunanmu (kedini), sampai nanti adalah  sebagai adik dan keturunanku sebagai kakakmu, karena terjadinya perjanjian itu maka dari dulu hinga nanti rakyat Ngombak dan Karanglangu tidak diperbolehkan menikah. 





1 comment: