Tuesday, August 18, 2020

Divisi Publishing Laboratorium Dakwah Adakan Webinar Nasional Bedah Disertasi

(Suasana Webinar Nasional Bedah Disertasi Melalui Zoom. Semarang, Selasa 18/8/2020)


SEMARANG,Walisongo Publishing- Divisi Publishing Laboratorium Dakwah mengadakan Webinar Nasional bertajuk "Kamuflase Suap Atas Nama Agama" melalui aplikasi Zoom. Selasa (18/8/2020).

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Dr. Ilyas Supena M.Ag menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya civitas akademik karena persoalan suap telah menjadi masalah yang klasik dan perlu dicari solusinya.

"Masalah suap telah ada sejak lama. Untuk itu, perlu adanya kajian seperti ini agar pikiran kita terbuka," kata Dr. Ilyas Supena M.Ag dalam sambutannya.

Kegiatan webinar ini diikuti 87 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, praktisi hingga guru besar. 

Dalam kegiatan webinar ini turut mengundang beberapa narasumber diantaranya, Dosen Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Dr. Pheni Chalid, M.A., Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo, Dr. Najahan Musyaffa', M.A. Dan penulis disertasi Nadiatus Salama, Ph.D.

Nadia sendiri baru saja menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Hiroshima Jepang. Disertasi yang baru diselesaikannya itu berjudul  "An Exploration of the Meaning of Corporate Bribery among Businesspeople in Indonesia: A Phenomenological Study"

Nadia mengaku tertarik mengangkat fenomena suap karena hal itu sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun ironisnya kebanyakan dari pelaku suap itu sendiri adalah orang yang beragama. 

"Mayoritas pelaku suap bukan orang yang baru belajar alif, ba' ta' namun orang yang faham agama. seperti contohnya di Indonesia yang mayoritas Muslim," ujar Nadia saat mengisi acara webinar.

Sementara itu, Dr. Najahan Musyafak, M.A mencontohkan kasus suap impor daging sapi dan korupsi dana pengadaan Al Qur'an yang terjadi di dalam lingkup Kementerian Republik Indonesia (Kemen.RI) . 

"Banyaknya kasus suap yang ada merupakan bukti ketidak sinkronan antara pengetahuan dengan tindakan. Hal itu menunjukkan adanya gap antara sikap, perilaku, dan pengetahuan. Meski suap itu dilarang, namun masih banyak yang melakukan," paparnya.

Najahan menambahkan, fenomena semacam ini tidak bisa dipandang hanya dari satu sisi saja.

"Fenomena ini sudah menjadi budaya di masyarakat sehingga perlu dilihat dari berbagai perspektif untuk memahami sebenarnya apa penyebab dan solusi dari fenomena menyimpang ini," ungkap  Dr. Najahan Musyaffa', M.A.

Setelah para pemateri memaparkan materinya. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Antusias peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Namun karena keterbatasan waktu moderator hanya memilih beberapa pertanyaan. Setelah itu, acara ditutup dengan final statement dari masing-masing pemateri.


Reporter: Aisyah Hind Febrianti

Editor: Siti Rohmah