Oleh: Siti Futkhatin
Kesibukan warga Ngombak tak
membuat mereka lelah, tapi semakin semangat dalam mempersiapkan acara yang
mereka nanti-nantikan selama 2 tahun sekali. Mengapa demikian? karena warga
ngombak akan menggelar sebuah budaya yang sudah mereka jalankan sejak tahun
1921. Budaya itu masih mereka jalankan sampai
sekarang dengan ritual yang sudah diajarkan oleh sesepuh-sesepuh mereka dahulu.
Mulai tangal 30 oktober, tepatnya di hari minggu pon tahun 2016 samapi acara puncaknya
yaitu pada hari minggu kliwon, 6 oktober 2016. Semua warga
Ngombak
berantusias ikut serta dalam peringatan
Asrah Batin didesa mereka, sehingga betul-betul
mempersiapkan acara ini dengan sempurna.
A Tamsir SPd, merupakan salah satu tokoh sesepuh dan pendongeng dari acara budaya Asrah Batin. Selain itu, ia juga tahu sejarah terjadinya Asrah Batin
di desa Karanglangu dan Ngombak. Ia menjelaskan bahwa “Asrah batin merupakan bentuk tradisi yang dilaksanakan untuk
memperingati peristiwa gagalnya perkawinan antara Kedhana (Raden Sutdja) dari Desa
Karanglangu dengan Kedhini
(Roro Ayu Mursiyah) dari Desa Ngombak yang diganti menjadi acara Syukuran, karena
pertemuan kakak dan adik yang dulu sekian lama berpisah”. Tamsir juga menjelaskan
tata cara ritual Asrah batin, mulai dari hari dimana asrah batin itu
berlangsung.
Ritual asrah batin harus dilakukan
sesuai, hari itu dimulai dengan hari minggu pon yaitu diawali dengan acara gebyok (mencari ikan tanpa membawa obat peledak). Hari senin diadakan tubu (seluruh rakyat desa
ngombak mencari ikan disungai lalu disetorkan kebalai desa), dan sampai hari minggu kliwon. Minggu kliwon adalah acara puncak dari Budaya Asrah Batin. Mulai dari pagi hari, pertemuan kepala Desa Karanglangu pengganti dari (kedhana) dan kepala Desa Ngombak (kedihni). Kepala Desa Ngombak menyambut kedatangan kepala Desa Karanglangu di tepi sungai. Sebab, dulu waktu Kedhana datang menemui adiknya Kedhini bersama rombongannya melewati hutan dan berjalan menyebrangi sungai.
Setelah sampai ditepi sungai kepala Desa Ngombak menjabat tangan kepala Desa Karanglangu dan mengajak untuk
singgah kerumahya. Sampai dipintu, kepala Desa Ngombak membasuh kaki kepala Desa Karanglangu dengan air bunga, dan keduanya menuju ketempat duduk yang sudah
disiapkan. Iringan gending jawa dengan irama eleng-eleng, mendahului sambutan kepala Desa Ngombak yang
diwakili oleh masyarakat Ngombak. Sambutan dari Camat Kedung Jati, laporan
panitia yang disambung dengan pemberian cendara mata oleh kedua kepala desa masing-masing, kemudian dilanjutkan
dongeng asrah batin dan diakhiri doa.
Setelah
doa, masyarakat saling memperebutkan sebuah bingkisan yang terbuat dari daun
jati dengan isi nasi,
ikan, dan botok. Mereka percaya, bingkisan tersebut adalah berkah, selain itu juga
ada boreh. Boreh dipercayai bisa menyembuhkan penyakit, konon saat
membuat boreh zaman kedini digunakan untuk menghilangkan rasa capek atau sakit. Orang yang membuat borehpun tidak
sembarang orang, karena yang boleh membuat boreh adalah keturunan
orang-orang yang
membuat boreh pada zaman Kedini. Ada juga badek (air tape), masyarakat juga meyakini badek dapat menyembuhkan
segala penyakit dan membuat badan segar, badek juga dibuat oleh orang-orang
khusus seperti boreh.
Kemudian setelah selesai acara, kepala Desa Karanglangu berpamitan dan pulang dengan
membawa oleh-oleh pemberian kepala Desa Ngombak berupak botok, ikan, badek, dan nasi. Jalan yang dilalui untuk pulang sama seperti rute awal yaitu kembali kesungai dan menyeberanginya kemudian berjalan kaki melewati hutan.
Penghargaan Budaya
Asrah Batin
Mz Roman salah seorang duta Wisata Kab. Grobogan 2016
merasa banggga telah menjadi masyarakat sekaligus duta wisata
Kab Grobogan karena memiliki budaya yang unik dan luar biasa. Roman mengatakan “budaya seperti ini (Asrah Batin)
harus dilestarikan dan juga dihargai oleh semua rakyat maupun pemerintah.”
Mz Roman juga berharap budaya ini akan selalu
dilestarikan oleh semua keturunanya. Sebab, hal ini merupakan aset budaya yang perlu dijaga dan
dilestarikan. Selain itu, Roman berharap tidak hanya wisatawan dari kabupaten
Grobogan yang tau tentang budaya ini, tapi juga wisatawan lain dari luar kabupaten Grobogan dapat mengetahui budaya Asrah Batin dan mau
menengok, melihatnya.
Tali Persaudaraan
Desa Ngombak dengan Karanglangu
Agus (kepala Desa Karanglangu) mengatakan, dengan adanya asrah batin ini desa
karanglangu dapat bersatu dan menjalin silaturrohmi yang baik dan tidak ada
saling membenci ataupun bermusuhan, seperti yang telah disampaikan oleh kedhana-kedini. Mereka juga
diajarkan untuk berkata jujur, sampai sekarang kata-kata (pesan) dari kedhana-kedini selalu ditaati. Karena kedhana-kedini adik kakak keduanya maka
kedhana mengatakan bahwa kelak keturunanmu (kedini), sampai nanti adalah sebagai adik dan keturunanku sebagai kakakmu,
karena terjadinya perjanjian itu maka dari dulu hinga nanti rakyat Ngombak dan
Karanglangu tidak diperbolehkan menikah.
Manteb salah satu budaya yang harus di lestarikan.
ReplyDelete