Sunday, October 18, 2020

Abdul Halim: Prospek Wisata Setigi Modal Besar Menuju Wisata Halal


Wisata Setigi di Desa Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik Rabu, 15/10/2020(SR/Doc)


GRESIK, Walisongo Publishing- Kabupaten Gresik adalah salah satu Kabupaten yang paling siap menyambut The Real Halal Destination Tourism Word Class. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Desa Sekapuk yang menjadi konseptor wisata Setigi, Abdul Halim (39) melalui wawancara eksklusif pada Rabu (15/10).

”Saya yakin akan banyak wisatawan yang tertarik datang ke Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Gresik ini. Dengan dukungan kuliner halal maka saya sangat yakin Gresik adalah salah satu Kabupaten yang paling siap menyambut The Real Halal Destination Tourism, World Class,” ujarnya.

Setigi sendiri berasal dari singkatan Selo, Tirto, dan Giri. Selo berarti batu, Tirto berarti air, dan Giri memiliki arti bukit. Dulunya kawasan Wisata ini merupakan bekas area tambang batu kapur. Namun sejak 2003 tambang tersebut tidak lagi digunakan dan berubah fungsi sebagai tempat pembuangan sampah. Baru pada 2018 tempat tersebut mulai dibersihkan dan dibangun menjadi tempat wisata.

"Sebelum resmi dibuka sudah banyak yang berkunjung. Tidak hanya wisatawan domestik, tapi juga ada wisatawan mancanegara. Tiket masuknya untuk dewasa Rp 15 ribu, anak-anak Rp 10 ribu," ujarnya.

Selain menyajikan wisata alam berupa perbukitan kapur, wisata Setigi juga menyajikan wisata buatan seperti Jembatan Peradaban yang arsitekturnya bernuansa barat, replika bangunan masjid bergaya Persia dan bangunan Candi Topeng Nusantara.

Abdul Halim menambahkan, para pengunjung yang ingin mengelilingi wisata seluas 5 hektar tersebut bisa menggunakan mobil ATV atau motor trail mini yang tersedia di lokasi wisata.

"Selain itu ada Nogo Giri Pancoran, area food court berbagai macam menu makanan dan minuman serta bumi perkemahan," kata Abdul Halim.

Salah satu pengunjung, Latifatul Ainiyah (30) mengaku nyaman berwisata di wisata Setigi. Selain tempatnya bagus dan menarik, makanan yang dijual sudah pasti halal.

"Saya tipe orang yang was-was jika berwisata. Takut salah makan, tapi disini saya sangat nyaman karena selain berwisata saya bisa menikmati kuliner yang sudah pasti halal," katanya.

Mengenai pendanaan, Halim mengajak warganya untuk berswadaya dengan cara setiap Kepala Keluarga (KK) menabung Rp 8 ribu per hari atau Rp 200 ribu perbulan selama setahun hingga terkumpul Rp 2,4 juta per KK. Jumlah ini terhitung sebagai saham yang dikelola oleh BUMDes.

"Pembangunan Wisata Stigi murni swadaya masyarakat Sekapuk, bukan dari dana bantuan pemerintah," pungkasnya.

Reporter : Siti Rohmah (1701026016)

0 komentar:

Post a Comment