Tuesday, November 10, 2020

Sambut New Normal, Mahasiswa Edukasi Santri Dalam Pembuatan Handsanitizer

 


Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang memberikan edukasi tentang cara pembuatan handsanitizer alami pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Dusun Semondo, Desa Mondoretno Bulu Temanggung pada Rabu (11/11).

Temanggung – Dalam menyambut new normal, mahasiswa kuliah kerja nyata UIN Walisongo Semarang  melakukan edukasi tentang  cara pembuatan handsanitizer dari bahan alami. Kegiatan ini diikuti oleh 50 santri Pondok Pesantren Miftahul Huda  Dusun Semondo Desa Mondoretno Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung pada hari Rabu (11/11).

Mengingat new normal yang akan diberlakukan dikalangan pesantren, mematuhi protokol kesehatan sangatlah penting salah satunya dengan menggunakan handsanitizer. 

Disamping menggunakannya, santri juga wajib tahu mengenai proses pembuatan handsanitizer salah satunya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami disekitar lingkungan seperti daun sirih.

Adanya program pengedukasian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada santri akan pentingnya bahan alami serta penggunaan dan manfaatnya. 

Alfian johan selaku koordinator KKN mengatakan “Semoga dengan adanya program ini dapat menambah wawasan santri mengenai manfaat dari daun sirih di musim pandemi seperti ini, dan diharapkan ilmu yang kami bagi dapat diterapkan sebaik mungkin”.

Selama kegiatan ini berlangsung semua peserta tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, selain itu antusias para santri sangatlah tinggi. 

Azizah salah satu santri mengatakan “Kami sangat senang sekali dengan adanya kegiatan pembuatan handsanitizer yang diberikan oleh tim  KKN, sehingga kami mendapatkan ilmu yang sebelumnya belum tahu menjadi lebih tahu akan pentingnya daun sirih yang dapat dijadikan handsanitizer”.

K.H Mahali selaku pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda menyampaikan apresiasi dengan dilaksanakannya program pengedukasian tersebut.

Beliau mengatakan “Terimakasih kepada rekan-rekan KKN UIN Walisongo Semarang sudah membagi ilmunya, semoga bermanfaat dan dapat diterapkan oleh para santri” tutupnya.

Penulis: Arif Nur Rohman

Editor: Peni Dwiyanti


Monday, November 9, 2020

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kunjungi Usaha Kelompok Dawis Dalam Pemasaran Pasar Pagi Mondoretno

 

Kunjungan Mahasiwa Kuliah Kerja Nyata (KKN)  kepada kelompok Darwis di pasar pagi Desa Mondoretno kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Minggu,(8/11).

      Mahasiswa KKN UIN waslisongo mengadakan kunjungan ke usaha kelompok dawis dalam pemasaran pasar pagi di desa Mondoretno, kecamatan Bulu, kabupaten Temanggung (8/11/2020).

      Anggota kelompok dawis membuat kreativitas dengan memanfaatkan kain perca dan pita jepang untuk dijadikan sebuah karangan bunga. Sebelum mereka membuat karangan bunga terdapat pelatihan terlebih dahulu.

      Mereka tak hanya merangkai bunga buatan saja, melainkan mereka juga menanam tanaman bunga, sayur dan buah serta tanaman toga seperti bunga mawar, bunga sepatu, bunga melati, bunga lidah buaya, buah strawberry, lengkuas, jahe, kunir, dan lain sebagainya. Anggota kelompok memasarkan hasil usaha nya di pasar pagi.

      Joko salah satu anggota kelompok dawis mengaku berjualan sejak ada pasar pagi. “saya mulai berjualan bunga sejak ada pasar pagi”. ujarnya.

      Tak hanya memasarkan hasil usahanya di pasar pagi, anggota kelompok dawis juga memasarkan secara online melalui media sosial. Omset daya beli lebih cepat secara online dari pada di pasar pagi. “Penjualan bunga cepat laku lewat online dari pada di pasar pagi”. ujarnya lagi.

      Anggota kelompok melayani pemesanan bunga untuk hantaran, pernikahan, dan acara-acara lain. Muslihah yang merupakan anggota kelompok dawis mengatakan “kami juga melayani pemesanan untuk pernikahan, bisa juga pemesanan karangan bunga untuk hantaran”

      Harga setiap karangan bunga dan tanaman lainnya bermacam-macam mulai dari harga 10.000 hingga 40.000 tergantung besar kecilnya pertumbuhan bunga dan tanaman. Kendala yang dialami anggota kelompok dalam pemasaran adalah kurangnya anggota untuk memasarkan hasil usahanya. “Pemasarannya belum berkembang, hanya satu atau dua orang yang memasarkan sedangkan pembuatannya sudah lancar” ujar joko.

      Untuk mengantisipasi daya saing dalam usahanya, mereka menambah variasi lebih banyak lagi agar konsumen tertarik dan tetap membeli hasil usahanya. “kami menambah variasi yang bermacam-macam dan juga kami menyediakan bukat entah untuk wisuda atau acara apapun”. tambah joko.


Penulis: Ulfia Ummahatin


Tuesday, October 20, 2020

TBM Camuluk Tingkatkan Minat Literasi Ditengah Pandemi



Kegiatan nonton bareng film proklamasi bersama anak didik TBM Camuluk Bumijawa, Kamis (15/10). 

TEGAL, Walisongo Publishing- Perubahan metode kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan sistem pembelajaran daring (dalam jaringan), menyebabkan keresahan masyarakat di Desa  Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Hal itu mendorong pegiat literasi untuk mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM) Camuluk Bumijawa, sebagai tempat belajar dan bermain untuk anak-anak.

Salah satu pendiri TBM Camuluk, Ari Sanjaya mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang masif dapat berdampak buruk kepada generasi muda.

"Kami ingin menyebarkan virus motivasi belajar, nilai-nilai moral dan meningkatkan kesadaran literasi kepada anak sebagai bekal untuk masa depan," ungkapnya, Kamis (15/10).

Metode pembelajaran di TBM Camuluk menggunakan metode Experiental Learning (EL) yaitu pembelajaran berbasis pada pengalaman.

"Dalam prakteknya kami ingin mengajak anak-anak untuk bermain dan belajar sehingga dari sisi kognitif anak terasah juga berdampak pada kesehatan mental anak," imbuhnya.

Ia menambahkan, adanya TBM Camuluk semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat dan juga memotivasi para pemuda untuk bisa memajukan desanya masing-masing.

"Harapan kami semoga kesadaran dan semangat literasi masyarakat bisa meningkat, karena akan menciptakan peradaban manusia yang beradab", Pungkasnya.

Reporter : Kholid Mawardi (1701026167)

Monday, October 19, 2020

IPNU dan IPPNU Menjadi Wadah Positif Pemuda Singorojo


  1. Foto bersama anggota IPNU dan IPPNU Kendal(Doc.Pribadi)


KENDAL, Walisongo Publishing- Rutinan Sewulan Pisan ialah kegiatan yang diadakan sebulan sekali oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Singorojo. Dimana Kegiatan ini merangkul pemuda Kecamatan Singoorojo agar gemar berkupul dalam majelis kerohanian. Rutinan yang dimulai sejak lima bulan lalu sukses mengajak lebih dari 200 Pemuda.

Rutinan Sewulan Pisan Dilaksanakan Minggu 4 Oktober 2020, Bertempat Di Masjid Al-Hidayah Kelurahan Ngareanak dan disambut positif oleh warga setempat. Acara yang dimulai dari jam 08.00 sampai menjelang waktu dzuhur, berjalan lancar dengan antusias baik para pemuda dan warga sekitar.

Acara dibuka dengan sambutan tuan rumah, dilanjurkan pembacaan Yasin dan Tahlil dan diakhiri dengan penyampaian materi kerohanian. “saya senang kami diterima baik oleh masyarakat Singorojo, soalnya organisasi kami telah lama vakum”, Ucap Ketua PAC NU IPNU Singorojo Ifad Nurrudin (23)

Organisasi yang telah vakum sejak 2011 itu kembali eksis pada akhir tahun 2019. Dirintisnya kembali Orgnisasi ini dengan harapan dapat menjadi wadah positif bagi pemuda Kecamatan Singorojo.”Saya pernah mendapati teman masa kecil saya, yang sekarang telah bergabung dengan faham Radikalisme, karena memang disini angat minim wadah untuk ramaja sebagai masa transisi yang posiif, jadi saya merasa di Singorojo ini harus ada satu wadah yang positif bagi pemuda agar jangan sampai salah tempat dan salah pergaulan”, terang Ifad

Reporter: Idmamul Wafa

Perkebal Imun Melalui Olahraga Pencak Silat

MAGELANG, Walisongo Publishing – Kamis (15/10), Beladiri di masa pandemi. Adanya covid-19 memaksa kita untuk beraktifitas di rumah. Olahraga merupakan salah satu hal yang penting dilakukan masyarakat di tengah pandemi. Dengan berolahraga kita dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan kebugaran. Sehingga imun menjadi semakin kebal untuk melawan virus.  

Beladiri Pencak Silat merupakan salah satu alternatif untuk berolahraga di rumah. Selain dapat  menjaga atau membela diri dari tindak kriminal, pencak silat juga dapat memperkuat imun kekebalan dan daya tahan tubuh juga memperlancar sirkulasi darah. 

Pencak Silat dapat dilakukan di dalam maupun di luar ruangan. Kita tinggal menyesuaikan cuaca dan kondisi lingkungan atau tempat. Waktu pelaksanaan pun juga flaksibel, pagi, sore atau malam, yang pasti bukan siang. Karena siang hari stamina tubuh sudah menurun. 

Seperti halnya di rumah Ilham (25) yang bertempat di Saren, Purwosari Salaman, Magelang. Ia rutin mengelar latihan pencak silat di hari minggu mulai pukul 09.00 hingga selesai.

“ Banyak yang menyatakan ada waktu-waktu terbaik untuk melakukan olahraga. Namun, semua itu kembali ke diri dan sugesti kita masing-masing.” Tutur Ilham (25) salah seorang pelatih silat di Magelang. 

Sama seperti olahraga umumnya, silat diawali dengan pemanasan. Dilanjutkan dengan peregangan otot, olah nafas, shit up, push up, dan senaman yang dapat membentuk otot pada tubuh lalu diakhiri dengan pelemasan. 

“Waktu yang dibutuhkan untuk olahraga silat diukur dari umur dan stamina tubuh. Keefektifan untuk usia dini kurang lebih satu jam. Pra remaja – remaja kurang lebih 2,5 jam. Dewasa – usia lanjut dibutuhkan waktu sekitar 2,5 hingga 3,5 disesuaikan dengan stamina dan kondisi tubuh juga.” Imbuh Ilham. 

Jadi, pencak silat tidak hanya diikuti atau dilakukan oleh kaum muda. Banyak anak yang masih berusia dini yang mengikuti pencak silat, bahkan tak sedikit orang yang sudah berusia lanjut yang turut serta. 

“Berolahraga seperti ini sangat baik untuk tubuh, selain dapat mengolah raga kita juga dapat mengolah nafas dan melindungi diri dengan tekhnik-tekhnik tertentu.” Ujmar Fajar (19) salah satu siswa didik Ilham. 

Tentunya selain mudah dilakukan kapan saja dan di mana saja, yang pasti berolahraga melalui pencak silat, harus didampingi dengan yang sudah ahli. Jika memyangkut tentang tekhnik-tekhnik khusus untuk perlindungan dan pertahanan diri. 



Reporter: Faricha Azizah (1701026117)


Terjual 1,12 Juta Unit Album, NCT Pecahkan Rekor Pre-Order SM Entertainment

 


Foto album NCT, Resonance Pt.1, dalam dua versi. Versi ‘The Future‘ dan versi ‘The Past‘. /Kolase foto dari nct2020official.com


SURABAYA, Walisongo Publishing-Tercatat sukses menembus angka pre-order sebanyak 1,12 juta keping album, menjadikan NCT sebagai artis SM Entertainment dengan pre-order album tertinggi.

Dengan total 23 member, NCT merilis album mereka berjudul Resonance Pt.1. Lewat album barunya, Make A Wish (Birthday Song) merupakan salah satu tittle track yang telah rilis MV-nya dan menjadi trending 1 di Indonesia dengan 46M view. (16/10/20)

Dilansir dari Soompi, SM Entertainment mengumumkan bahwa jumlah total pre-order album Resonance Pt.1 mencapai 1.12 juta buah per 11 Oktober 2020. Dibandingkan dengan album pertama NCT yang dirilis tahun 2018 silam bertajuk NCT 2018 Empathy terjual sekitar 300.000 unit per 30 April 2020. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan album kedua NCT, Resonance Pt.1, melesat tinggi dibandingkan penjualan album sebelumnya.

Di Indonesia sendiri NCTZen atau panggilan dari fans NCT, sangat antusias menyambut comeback idola mereka kali ini. Terbukti dari pengakuan salah satu penjual album di daerah Surabaya yang menyatakan bahwa permintaan pre-order album NCT sangat tinggi.

“Saya kaget banget waktu buka pre-order gelombang pertama pesanan yang masuk hampir 400 pcs album, itu yang non profit ya.” Ungkap Elza owner dari akun instagram @eruza.side.

Eruza.side menjual album dengan pilihan profit dan non profit. Non profit sendiri murni untuk menaikan jumlah penjualan saja tanpa mengambil untung. Tetapi dia juga menyatakan bahwa masih banyak yang menginginkan album Resonance Pt.1 tersebut.

“Aku fikir itu udah overload banget gelombang pertama, iseng bikin polling di instagram ternyata banyak banget yang masih mau. Tapi gelombang kedua aku pakai profit ya, dan itu udah masuk kurang lebih 230 pcs album.” Tuturnya.

Selain Eruza.side ada lagi salah satu Kpop market di Kota Mojokerto, Zacs.id yang kebanjiran pesanan album tersebut. Tetapi pihak Zacs.id lebih memilih penjualan album profit dengan pesanan kurang lebih 50 pcs album.

“Profit saja ya, soalnya nggak terlalu banyak juga.” Kata pemilik Zacs.id, Zulia.

Kabarnya akan ada Resonance Pt.2 yang sangat di nanti-nanti oleh para penggemar. Terlebih para penjual album juga sudah bersiap-siap jika benar terjadi.

“Nah kan bakal ada Resonance Pt.2, kita mau siap-siap buat itu juga. Dibagi-bagi karena modal juga besar banget.” Terang Zulia.


Reporter: Riau Liswanda Elang M 

Bercocok Tanam, Menjadi Pilihan Untuk Produktif di Masa Pandemi



Tanaman Hidroponik (Doc/pribadi)

BOYOLALI, Walisongo Publishing- Bercocok tanam, adalah ha yang sangat digemari oleh banyak sekali orang. Tak hanya wanita saja, namun bercocok tanam memang lazim dilakukan oleh semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang tua pun menggemari hobi yan bisa dibilang mengasyikkan ini. (15/10)

Bercocok tanam adalah kegiatan yang dilakukan karena senang melakukannya atau hobi yang tujuannya adalah mempercantik dan menyegarkan ruangan atau halaman rumah. Selain itu, bercocok tanam sayuran pun juga dapat memberikan kesan tersendiri. Contohnya kita dapat menikmati sayuran yang kita tanam sendiri. 

Di dunia pertanian dan perkebunan sudah banyak sekali inovasi dan variasi untuk membuat media tanam yang lebih menarik lagi. Yang biasanya kita bercocok tanam menggunakan tanah, inovasi yang dilakukan yaitu menggunakan sabut kelapa, sekam, maupun air juga dapat kita gunakan. Selain menghemat pengeluaran, bercocok tanam seperti ini juga mudah dan tidak mengharuskan untuk mendapatkan lahan yang luas, cukup dengan menggunakan bagian depan teras rumah atau belakang rumah.

Seperti yang dilakukan oleh Ade Yulianti (37), ia membuat taman di depan rumah dengan menggunakan botol bekas. Dengan ditanami berbagai macam tanaman seperti, bunga mawar,bunga matahari, dan masih banyak lagi.”Saya membuat taman ini, karena saya kan banyak punya botol bekas yang tidak terpakai, jadi saya gunakan saja untuk menanam tanaman.” Kata Ade.

Selain bercocok tanam menggunakan tanah, Ade juga menanam tanaman hidroponik di dekat taman yang dia buat tadi. Berbagai macam tanaman sayuran yaitu, sawi, selada dan kangkung. Dengan mengalirinya dengan air yang ia sediakan di dekat tanaman nya tersebut, membuat taman yang dibuatnya terlihat lebih subur dan berwarna. “Selain bunga yang saya tanam, ada berbagai macam tanaman yang saya aliri dengan air atau kalo orang biasa menyebutnya hidroponik.” Tutur Ade

Metode hidroponik sendiri merupakan teknik menanam tanpa menggunakan tanah dengan mengalirkan larutan air ke akar tanaman. Metode ini juga sangat praktis untuk orang yang mempunyai lahan yang terbatas. Menurut Arif Hidayat, penjual tanaman hias di Boyolali ada berbagai jenis tanaman hidroponik yang sangat cocok untuk ditanam di rumah yaitu, tomat, kangkung, sawi, selada, cabai, packoy, kecambah, bayam, dan masih banyak lagi. “Contoh kecil kalo kita mau bercocok tanam dengan mudah,pakai saja cara hidroponik, hanya dengan menggunakan botol bekas dan juga air. Lebih hemat, praktis dan juga tidak perlu ribet.” Kata Arif.

Cara hidroponik seperti ini juga cocok diterapkan di kota-kota besar, yang tak punya lahan yang cukup besar namun ingin bercocok tanam dana tau menghasilkan sayuran sendiri untuk dikonsumsi. Karena selain hemat, cara ini sangat mudah dan tak perlu mengunakan lahan yang luas.

Reporter: Luqyana Anindya (1701026034)


Harum, Niatkan Belajar Sebagai Ibadah


BATAM, Walisongo Publishing-Selama masa pandemi mahasiswa dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan diri. Banyak mahasiswa yang akhirnya berhasil menemukan minat baru selama di rumah. Tentunya tidak sedikit juga mahasiswa yang tetap menikmati waktu belajarnya walau sedang dirumahkan.

Salah seorang mahasiswa Harum Kurnia (19) mengaku sangat menikmati waktu belajarnya di masa pandemi. Menurutnya banyak pelajaran hidup yang memiliki manfaat jangka panjang pada kasus ini. Tak heran gadis kelahiran Batam ini telah banyak menghabiskan jurnal Amerika yang membahas tentang beragam isu korona.

Saat ini Harum sedang aktif mengikuti beberapa kampanye online mengenai kesehatan mental. Salah satu kampanye yang ia ikuti bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mental di tengah pandemi. Motivasinya mengikuti kegiatan ini untuk membantu sesama dan pastinya diniatkan sebagai ibadah baik.

Berbagai prestasi yang dicapai Harum hingga tingkat internasional membuatnya semakin bersemangat menimba ilmu. Tidak ada ilmu yang tidak penting baginya dan meyakini semua hal dapat dijadikan sebagai pelajaran. 

"Belajar itu enjoy aja asalkan niatkan semuanya sebagai ibadah. Kalau sudah enjoy nanti jadi ketagihan. Belajar juga bisa dimana aja dan apa aja bisa dijadikan pelajaran", ujar Harum pada Kamis (15/10).

Kesenangannya dalam belajar tidak membatasi Harum untuk melakukan hobi lainnya. Harum tetap mengembanggkan bakat-bakatnya ketika sedang lelah belajar. Salah satu hobi yang ia tekuni adalah bidang olahraga. 

Seperti layaknya mahasiswa lain, Harum juga pernah mengalami kegagalan dan sempat putus asa. Namun ia tetap mewajarkan hal tersebut dan mengingat kembali niatnya dalam menuntut ilmu. "Selalu berpikiran baik pada Allah dan takdirNya. Apabila kita belum mendapatkan apa yg kita tuju, percayalah kita akan mendapatkan yg lebih baik lagi melalui jalan ini", pungkasnya.


Reporter: Ainun Nisa Nurur R (1701026164)


Kuliah Daring Menyulitkan Mahasiswa Jurusan Kesehatan

Wawancara dengan salah satu mahasiswi jurusan kebidanan


SEMARANG, Walisongo Publishing- Di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini pemerintah sudah menghimbau bahwa sistem pembelajaran semua jenjang pendidikan harus dilakukan secara daring atau online dimana larangan pemberlakuan proses belajar secara tatap muka. Khusus bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan jurusan kesehatan metode kuliah seperti ini dirasa cukup menyulitkan. Banyaknya praktikum yang lebih mudah dilakukan secara offline sehingga ketika sistem pembelajaran diubah menjadi online dinilai kurang efektif bagi mahasiswa itu sendiri. 

Metode pembelajaran yang sebelumnya hanya dilakukan lewat media pembelajaran kampus dinilai tidak memberi efek maksimal terhadap penyampaian materi kepada para mahasiswa. Beberapa kampus mulai terlihat melakukan upaya pengoptimalan pembelajaran dengan berbagai cara yang dilakukan. Misalnya dengan pemberlakuan sistem blok dengan membagi tiap mahasiswa menjadi beberapa blok atau kelompok belajar dan melakukan sistem tatap muka dengan bergantian dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati.

Beraninya mengambil resiko dengan memberlakukan sistem pembelajaran offline dengan dalih memaksimalkan prosedur praktikum agar mahasiswa semakin paham dan maksimal dengan materi pelajarannya. Pembelajaran daring sedikit masih kurang bisa menangkap dengan maksimal karena kurangnya alat peraga yang dibutuhkan untuk mengetahui tatacara penanganan terhadap pasien.

”Daring menurut saya kurang efektif karena kita itu kan harus melatih skill yang lebih mudah dilakukan secara langsung oleh kita sedangkan jika hanya lewat materi video kurang berasa. Tapi setelah kampus saya mulai memberlakukan kuliah offline awalnya takut bertemu orang-orang dari banyak daerah. Sudah tiga minggu ini kuliah dilakukan sistem offline. Praktikum juga diubah hanya menggunakan pantom atau alat peraga karena kan berkaitan dengan cairan tubuh orang lain yang dikhawatirkan membawa zat penular penyakit. Dan sangat dijaga kebersihannya”, Ujar Lina Listia, Mahasiswa Prodi D3 Kebidanan Universitas Harapan Bangsa, Banyumas.

”Saya mengedepankan tujuan agar lulusan mahasiswa sini menjadi yang sudah kuat skillnya jadi walaupun di bawah pantauan ketat kami berupaya penuh untuk memaksimalkan sistem pembelajaran praktikum bagi calon tenaga kesehatan di masa yang kan datang.” Tambah Rini selaku dosen program studi kebidanan.



Reporter: Faiz Salsa Zerita (1701026064)


KELAS KESENIAN DALAM MENUMBUHKAN MINAT BAKAT ANAK



Salah Satu Peserta KKN Sedanag Mengajar Tari Tradisional (15/10). (Mega/Doc)

KENDAL, Walisongo Publishing- Peserta KKN UIN Walisongo Semarang kelompok 88 dalam program kerjanya memiliki kegiatan kelas kesenian dalam rumah belajar. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dusun Nglorok, Desa Campurejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Adanya kelas kesenian tersebut guna menyediakan fasilitas yang tidak diberikan di sekolah, seperti pada saat ini ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah ditiadakan dan berubah belajar dan penugasan di rumah masing-masing. Tidak hanya itu, dikarenakan kebanyakan orang tua di daerah tersebut memiliki pekerjaan di pabrik, sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk mengajari atau menemani sang anak dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, kelompok 88 KKN UIN Walisongo Seamarang membuat sebuah kegaiatn yang dinamakan rumah belajar sebagai wadah untuk anak-anak dalam belajar dan penugasan, sehingga anak-anak dapat pengawasan atau pengajaran lebih baik. Selain itu adanya kelas kesenian dapat membantu orang tua untuk melihat bakat atau ketertarikan anak terhadap seni. “Menurutku, kelas seni memang untuk mengembangkan dan mengasah pontensi anak dan untuk menambah pengalaman dan kesempatan anak-anak berkreasi.” terang Fajar, kordes kelompok 88. Kelas Kesenian ini dimulai pada pukul 10.00 hingga 11.30 dengan jumlah kurang lebih 15 anak yang hadir.

Kelas kesenian diadakan setelah pendampingan belajar dari pukul 8.00-10.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan kelas kesenian yang memiliki dua kegiatan, yaitu prakarya dan tari. “Dilaksanakan setelah pendampingan belajar yang berupa pendampingan mengerjakan PR, membantu mempelajari materi yang sulit atau kuis atau bisa dengan pembelajaran lainnya.” terang Fajar.

“Prakarya pada hari senin selasa yang meliputi prakarya dari barang-barang bekas atau bahan-bahan yang mudah dijumpai. Seni tari diadakan pada hari rabu kamis dengan latihan tari tradisional yang mudah untuk anak-anak.” lanjut Fajar  dalam menerangkan kelas kesenian.

Dalam kegiatannya, anak-anak terlihat antusias dan mudah ketika diatur dalam berkreasi dengan barang-barang yang disodorkan oleh pelaksana KKN, “Anak-anak antusias kayak ada lomba dari per individu gitu. Amun juga ada anak yang mungkin kurang diperhatikan jadinya minder atau gara-gara alat-alatnya yang kurang,” ujar Risal, pelaksana KKN yang membantu dalam kelas kesenian tersebut. 


Reporter: Mega Yunira


Sunday, October 18, 2020

Paguyuban Tirta Graha Mandiri Dirikan Kampung Inggris di Kendal

 (kegiatan mingguan yang dilakukan oleh kampung inggris yang dikelola oleh Paguyuban Tirta Graha Mandiri)



KENDAL, Walisongo Publishing- Kegiatan Kampung inggris  yang dirikan oleh Paguyuban Tirta Graha Mandiri  dibuka secara resmi  tanggal 23 Agustus 2020 di perum graha raya Sari Rejo Kaliwungu Kendal. 

Peserta yang mengikuti kegiatan kampung inggris ini merupakan warga Graha Raya dengan dibimbing secara langsung oleh TIM AIO Semarang dan Dibantu Mahasiswa UIN Walisongo.

Kegiatan yang dilakukan setiap Minggu sekali ini, dilaksanakan di masjid Al-huda dengan biaya per kedatangan sebesar Rp. 10.000 per anak.

Sedangkan durasi waktu dalam pembelajaran bahas inggris ini dilakukan selama 90 menit dengan jumlah perkelas sebanyak 20 orang.

Siswa tak Cuma bisa belajar tapi siswa yang menjawab dari tanya jawab atau dialog interaktif akan mendapatkan hadiah berupa buku atau kamus yang mana tujuannya agar memacu semangat anak dalam belajar.

Kampung inggris ini memiliki sistem pembiayaan yang tidak memberatkan peserta didiknya karena menggunakan sistem pembiayaan secara gotong royong dengan prosentase 50 % dari anak didik, 25% dari Kas RT &  25 % dari paguyuban Tirta Graha Mandiri. Tak Cuma itu, Para Peserta didik tidak diributkan dengan administrasi karena sudah ada PIC (Person In Charge) Yang mengurusi.

Untuk memancing keaktifan dalam kelas, kampung inggris menggunakan Metode pembelajaran dialog Interaktif sehingga para peserta didik tidak banyak menulis.

Ketua Paguyuban Jawahir mengharapkan dengan adanya Kampung Inggris bisa membantu anak-anak dalam berkomunikasi menggunakan bahasa inggris.

“harapan saya dengan terbentuknya kampung inggris bisa membentuk anak-anak yang lancar dalam berkomunikasi dengan bahasa inggris yang merupakan bahasa global dan dapat memberikan bekal untuk masa depan “ tutur Jawahir

Menurut Gita salah satu warga yang anaknya mengikuti program tersebut program kampung inggris ini sangat membantu dalam menambah pengetahuan tentang bahasa inggris.

“ kami sangat membantu program tersebut dengan mengantarkan puta-putri kami untuk hadir mengikuti kegiatan tersebut “tutur Gita

Kampung inggris yang terbilang masih baru ini didirikan karena Inisiasi oleh Tim Paguyuban Tirta Graha Mandiri yang merupakan sebuah paguyuban yang bergerak pada air bersih. Kemudian sebagai tanggung jawab moral dan CSR  dari Paguyuban merumuskan kegiatan beberapa kegiatan dalam bidang pendidikan dengan membentuk kampung inggris, dalam bidang religius melakukan pelatihan rebana , dalam bidang pembangunan fisik melakukan pembuatan saluran air  dan dalam bidang olahraga dengan membentuk kegiatan bola voly.



Reporter: Fuad Nashrullah

Kedai Kopi Yang Digandrungi Milenial

 

Barista sedang membuat kopi, Kedai Tak Selesai.


BATANG, Walisongo Publishing- Fenomena nongkrong atau ngopi  saat ini sudah menjadi hal yang biasa bahkan agenda wajib bagi kalangan milenial. Tak terkecuali bagi Zaenal, ngopi menurutnya sebuah hal yang membuat cemerlang dalam merumuskan suatu kegiatan ataupun ketika membaca buku-buku tertentu yang memang harus dibarengi dengan diskusi. 

"Ngopi sudah menjadi hal wajib bagi saya, kalau diskusi maupun rapat saya lebih suka di kedai kopi, dengan hal itu ide-ide yang muncul akan lebih cemerlang," ujarnya. 

Kedai Tak Selesai yang beralamat di jalan raya Plumbon-Tersono menjadi favorit Zaenal untuk menumpahkan gagasan dan menyeduh kopi racikan sang barista. 

Agus, sebagai barista sekaligus pengelola Kedai mengungkapkan bahwa di Kedainya selalu ramai pengunjung yang memang ingin mengadakan rapat atau diskusi. Sehingga ia sengaja menyediakan buku-buku bacaan. 

Berbagai buku disediakan, dari filsafat, sejarah, sosial politik bahkan kitab-kitab klasik. Maklum, Kedai Tak Selesai ini memang milik seorang anak Kyai Pondok Pesantren yang beralamat di Desa Plumbon, Kecamatan Limpung. 

Olahan kopi yang tersedia ada berbagai macam, dari Robusta, Arabica dan lain lain. Tetapi yang sekarang sedang digandrungi adalah kopi khas Batang sendiri. Menurut Agus, Kopi Batang saat ini sudah memproduksi dengan skala besar, bahkan sudah terbentuk Koperasi bagi para pegiat Kopi Batang. 

" Sekarang Kopi Batang menjadi incaran para pecinta Kopi di Batang sendiri, selain karena rasanya yang khas, juga ikut bangga bahwa Batang memiliki produk Kopi sendiri dengan berbagai olahannya. Sekarang juga sudah ada koperasinya mas," Ungkapnya.

Penulis : Miftahul Ulum F.Z (1601026172)

Bermain Bola Voli Meskipun di Tengah Pandemi Virus Corona

 

SEMARANG, Walisongo Publishing- Olahraga merupakan aktivitas yang bermanfaat untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Selain mendapatkan berbagai macam manfaat kesehatan, aktivitas ini juga bisa menjadi hiburan bagi yang melakukannya.


Sama halnya dengan Rizky Nur (21) atau yang akrab disapa Rizky merupakan mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang tetap aktif melakukan olahraga meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung. Olahraga yang biasa ia lakukan adalah bermain voli bersama teman-temannya di sekitar rumahnya.


Pemuda asli Semarang ini mengatakan bahwa ia dan teman-temannya tetap mematuhi protokol kesehatan selama bermain, seperti tidak banyak melakukan kontak fisik dan langsung membersihkan diri setelah berkegiatan di luar rumah guna mencegah penularan virus corona.


“Kalau menurut saya justru bagus, mas. Karena dengan berolahraga, kita bisa meningkatkan imun tubuh supaya tidak gampang sakit dan tertular virus corona itu,” katanya, Jumat (16/10/2020).


Rizky juga mengaku jika biasanya ia bermain voli sebanyak tiga sampai empat kali dalam seminggu. Ia juga tidak lupa untuk terus mengingatkan teman-temannya bahwa selain melakukan upaya dalam meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan dan jaga jarak juga sama pentingnya.


“Semoga pandemi Covid-19 ini cepat selesai,” harapnya.



Reporter: Zaki Julio Pamungkas (1701026112)



Pendongeng Luqman Prabu Ajak Anak- Anak Kenali Wabah Covid-19 Dari Dongeng

 


Luqman Prabu ketika kenalkan wabah ke anak  Dari Dongeng di Gedung Serba Guna Dusun Semondo Desa Mondoretno Kec.Bulu Kab.Temanggung  Doc. peni dwiyanti (15/110/20)


TEMANGGUNG, Walisongo Publishing-  Muhammad Luqman (38) dengan nama tenar Luqman Prabu  Ia merupakan sosok pendongeng yang mendirikan komunitas kampung dongeng di Temanggung, ia memberikan anak pemahaman tentang virus corona dan kondisi yang saat ini dialami oleh warga dunia bukanlah untuk menakut-nakuti anak. Melainkan membuat anak tetap terhubung dengan dunia sekitar sehingga ia bisa berkontribusi untuk dirinya maupun lingkungan sekitar. 

 Untuk anak-anak usia lebih muda yaitu jenjang PAUD hingga SD, memberikan edukasi yang tepat bagi anak melakukan langkah pecegahan, misalnya, saat meminta anak untuk rutin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker ketika keluar rumah, hingga sosial distancing. 

Diharapkan, anjuran tersebut lebih mudah diikuti anak bila ia mengetahui manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut untuk dirinya. Dengan begitu, secara tak langsung orang tua sudah memberikan bekal bagi anak untuk melindungi dirinya sendiri dari virus corona. “ Oleh sebab itu  saya mempunyai ide membuat dongeng dengan bertema wabah covid-19. Untuk bisa mengenalkan wabah tersebut  seperti apa dan pentingnya menjaga kesehatan serta  menaati protokol kesehatan, itu dikenalkan  melalui dongeng yang saya sampaikan kepada anak-anak, karena menurut saya itu lebih efektif dan mudah dicerna oleh anak, karena dengan itu anak bisa sambil bermain dan bernyanyi. Sehingga  diharapkan dapat mudah dimengerti oleh mereka.” Ungkap luqman ketika diwawancarai (15/10). 

Namun, mengedukasi anak tentang virus corona bisa jadi bukan perkara mudah bagi orang tua khususnya di Dusun Semondo, Desa Mondoretno, Kecamatan Bulu kabupaten Temanggung ini yang merupakan tempat Pengabdian Tim KKN 127 reguler UIN walisongo Semarang. Sehingga  itu menjadi salah satu  alasan  mereka untuk membuat proker (program kerja) dengan tema “Kenali Wabah Dari Dongeng “. 

Dengan mengundang kak Luqman  sebagai narasumber atau pengisi   dongeng untuk anak-anak desa tersebut. Menurut  Johan yang merupakan Koordinator Desa dari tim kkn 127 “ dongeng adalah hal yang menyenangkan dan dapat mudah diingat serta dimengerti oleh anak sehingga kami mempunyai proker itu sangat menarik dan pantas untuk di tampilkan. Mengngedukasi anak tentang apa sih virus corona itu? Bagaimana pencegahannya, dan apa saja yang harus kita lakukan. Sehingga dengan begitu anak lebih berkesan mendengarkannya dan tidak bosan karena dijelaskannya melalui dongeng dan kita sangat senang bisa bekerja sama dengan kak Luqman yang merupakan sosok pedongeng yang handal dan professional”. 

Antusias dari anak-anak dusun tersebut sangatlah patut di apresiasi  karena dengan di beri dongeng dari kak luqman mereka sangat focus mendengarkan dan memperhatikannya sehingga pesan dari dogeng bisa tersampaikan kepada mereka dengan baik, terlebih dongeng yang di sampaikan  itu sangatlah menarik dan tak membosankan oleh sebab itu mereka merasa senang dan tak merasa jenuh. 

“ Saya baru pertama kali ini mendapatkan edukasi mengenai  wabah  covid-19 dari dongeng ternyata seru sekali  dan kami bisa tau mengenai virus corona itu  apa dan cara pencegahannya . Harapannya kegiatan ini tidak hanya sekali namun bisa berlanjut”  ungkap Dela (8) yang merupakan salah satu peserta dari kegiatan “Kenali Wabah Dari Dongeng” di Dusun Semondo.

Reporter: Peni Dwiyanti (1701026

Metode Pembelajaran Daring di SMA Negeri 3 Pemalang


Metode Pembelajaran Menggunakan Elearning di SMA Negeri 3 Pemalang, kamis (15/10) foto Khoirotun Nisa


PEMALANG, Walisongo Publishing- Sejak merebaknya kasus covid di Indonesia, banyak hal yang pemerintah mengupayakan untuk menerapkan sistem pembelajaran online.

Salah satu sekolah yang sudah melakukan pembelajaran daring adalah SMA Negeri 3 Pemalang. Hal itu dikarenakan untuk menghindari penyebaran virus corona. Namun kebijakan guru dalam menerapkan metode pembelajaranya berbeda beda. 

Karena kemampuan ekonomi setiap orang berbeda beda maka  SMA Negeri 3 Pemalang ini memfasilitasi wifi dan komputer untuk memudahkan siswa yang terkendala internet dan kuota dengan syarat harus sesuai dengan protokol kesehatan. 

“Saya terkadang ngga ada kuota dan koneksi internet lemah mbak jadi saya ke sekolah memanfaatkan fasilitas wifi gratis sambil tengok sekolahan” Ujar Rizko salah satu murid SMA tersebut.

Sejak masa pandemi sudah banyak sekolah yang menggunakan berbagai metode pembelajaran, salah satu metode yang digunakan adalah lewat Elearning yang sudah disediakan sekolah. 

“Sejauh ini saya hanya memberikan gambar atau video yang berkaitan dengan materi, lalu siswa menyampaikan pendapatnya dalam bentuk tulisan, kemudian nanti saya akan tanya satu persatu untuk bab yang sudah dipelajari, namun baru baru ini saya mulai menggunakan metode zoom” ujar Khoirotun Nisa

Walaupun cukup membantu dalam keberlangsungan pembelajaran namun hal tersebut sebenarnya sangat tidak efektif karena tidak adanya kontak langsung yang terjadi antara guru dan siswa. 



Reporter: Indah Irmawati (1701026106)







Harga Terjangkau dan Desain Trendi, Jims Honey Laris di Kalangan Mahasiswa


Foto brand Jimshoney(Doc. Pribadi)

SEMARANG, Walisongo Publishing- Semakin menjamurnya bisnis fashion di Indonesia menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Berbagai brand fashion bebondong-bondong menawarkan produk terbaiknya. Mereka mencoba merayu pelanggan dengan berbagai cara mulai dari menawarkan desain-desain yang menarik hingga menawarkan promo untuk produk-produk tertentu. 

Salah satu brand fashion yang saat ini sedang digandrungi masyarakat adalah Jims Honey. Di dalam website resminya jimshoneyofficial.com,  tercatat ada 50.000 reseller yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini cukup beralasan, meskipun baru berdiri sejak tahun 2014, produk-produk Jims Honey cukup digemari terutama di kalangan muda. Produknya antara lain jam tangan, tas, dompet dan berbagai peralatan.

Seorang mahasiswa asal Cirebon, Sri Devi (21) mengaku awalnya coba-coba menjadi reseller namun ternyata banyak orang yang tertarik dengan produk Jims Honey. "(Sebulan) bisa laku 50 pcs," ungkapnya Kamis (15/10). Mahasiswi yang sedang menempuh gelar S1 di Institut Bunga Bangsa Cirebon itu mengaku sudah dua bulan menjadi reseller untuk produk-produk Jims Honey dan produk yang paling laris adalah jam tangan. 

Sementara itu, Lina (24) mengaku awalnya dirinya membeli salah satu produk dari Jims Honey yaitu tas. Kemudian dia tertarik menjadi reseller karena tidak ada syarat tertentu dan dia merasa cukup puas dengan produk dari Jims Honey. "Awalnya iseng mau nambah penghasilan. Disamping itu aku pernah beli produknya. Aku punya katherine bag warna hitam, bahannya oke, desainnya mewah, dan muat banyak. Beli 2019 sampai sekarang masih awet," tuturnya.

Selain itu, untuk harga menurutnya sesuai dengan kualitas dan tidak mengecewakan. "Aku sih mending jual produk dengan harga (agak mahal) tapi sesuai kualitas," tuturnya. Ditambah lagi ada promo setiap bulannya. Berbagai keunggulan ini menjadi alasan produk-produk Jims Honey digemari di kalangan mahasiswa.

Seorang mahasiswa asal Demak, Chikma (20) mengaku sudah dua kali membeli produk Jims Honey. "Aku udah dua kali beli produk Jims Honey. Pertama dompet trus kedua jam tangan. Dompetnya itu desainnya gemoy (imut) dan lucu, selain itu kaya ada sertifikatnya gitu dan harganya terjangkau. Terus aku beli jam tangan karena waktu itu lagi ada promo," jelasnya.

Untuk kualitas, dirinya juga mengaku cukup puas. Menurutnya, dengan harga yang cukup terjangkau di kalangan mahasiswa kualitas yang ditawarkan cukup bagus. Misalnya dengan penggunaan kulit sintetis yang tidak cepat rusak untuk produk jam tangan dan dompet yang dibelinya.

Hingga saat ini sudah banyak mahasiswa yang menjadi reseller dari Jims Honey atau sekedar membeli bebagai produk yang ditawarkannya. 

Reporter: Aisyah Hind F (170

Sekolah Daring, Mahasiswa KKN Adakan Pendampingan Belajar



Tiga orang mahasiswa KKN sedang melakukan pendampingan belajar di rumah belajar Dusun Nglorok, Senin (12/10)


KENDAL, Walisongo Publishing- Sebanyak 15 anggota Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang adakan pendampingan belajar bagi siswa SD hingga SMP di Dusun Nglorok Desa Campurejo Kecamatan Boja Kendal. Kelima belas mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 88 itu melakukan kegiatannya melalui rumah belajar yang beroperasi sejak 07 Oktober 2020.

Usul mengadakan rumah belajar berawal dari masih banyaknya anak-anak yang kesulitan dengan pembelajaran dalam jaringan (daring).  Padahal anak-anak memerlukan pendampingan untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Namun karena banyak orang tua yang bekerja, sulit untuk meminta bantuan mereka. Hal inilah yang mendorong Fajar Hadi A.M, ketua kelompok 88 menyetujui usulan tersebut.

"Adanya rumah belajar ini kita tujukan untuk membantu anak-anak dan orangtua dalam menyelesaikan tugas sekolah karena tidak semua orang tua paham dan bisa membantu tugas-tugas anaknya. Juga membantu orangtua untuk mengawasi pergaulan anak-anak mereka selama mereka bekerja karena di lingkungan sini mayoritas orang tuanya bekerja. Selain itu juga untuk mengarahkan anak-anak supaya tidak berhenti belajar meski pembelajaran dilakukan secara daring," kata Fajar saat diwawancara, Kamis (15/10).

Selain membantu mengerjakan tugas, sejumlah kegiatan juga dilakukan di rumah belajar yang dibuka mulai pukul 08.00 pagi-11.00 siang itu. Tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, di antaranya adalah kelas menari dan kelas prakarya.

Meski demikian, masih ada kekurangan dalam proses pendampingan. Hal ini disampaikan oleh Tazkiyatul Wavirah, salah satu mahasiswa KKN di Dusun Nglorok.

Menurutnya ia masih kesulitan mengajar anak-anak karena kelas yang beraneka ragam dalam satu ruangan.

"Kelasnya kan beda-beda. Dari kelas 2 SD sampai kelas 6 dan SMP. Nah itu dijadikan satu kelas, walaupun ada kelompok tapi ya masih kurang kondusif. Sedangkan kalau kita pisah juga sulit karena anaknya tidak terlalu banyak," kata Vera. 

Dia berharap para mahasiswa bisa menyiasati hal-hal tersebut. Salah satunya yaitu menggunakan metode belajar yang menarik  dengan media pembelajaran.


Reporter: Nur Lita Amrilzain

Sumartini, Pembelajaran Door To Door Pengganti Pembelajaran Daring

Sumartini, guru SMP NU 02 Al Hidayah: Mengoreksi PR siswa-siswi. Kendal 15/10. (Ajeng.Doc)

KENDAL, Walisongo Publishing– Di era pandemi ini terjadi banyak polemik di berbagai bidang, salah satunya di bidang pendidikan. Banyak sekolah di berbagai daerah di Indonesia menerapkan proses pembelajaran daring. Tak hanya daring saja, para guru di beberapa daerah banyak menerapkan metode pembelajaran yang beragam di era pandemi ini. Salah satunya yaitu metode pembelajaran door to door. Sumartini seorang guru di SMP NU 02 Al Hidayah Kendal menerapkan pembelajaran door to door. Kamis (12/10)

Dalam proses pelaksanaannya, seorang guru dalam mempersiapkan metode pembelajaran door to door memerlukan banyak persiapan yang tidak instan. Seperti persiapan materi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu, draf alamat setiap siswa yang akan dikunjungi, membagi siswa dalam kelompok kecil sesuai dengan domisili para siswa.

Sumartini mengatakan “Pembagian kelompok ini, saya informasikan kepada semua siswa-siswi saya melalui Grup Whatsapp. Setiap kelompoknya saya tunjuk satu orang sebagai ketua kelompok yang mengorganisir setiap anggotanya”.

Pelaksanaan pembelajaran door to door yang dilakukan Sumartini memiliki durasi waktu yang singkat, menurutnya hal ini bertujuan untuk meminimalisir penyebaran Covid 19 dikalangan siswa-siswi beserta tenaga pengajar, durasi yang digunakan oleh Sumartini yaitu 30 menit setiap pertemuan perkelompok yang dikunjungi.

Isma sebagai salah seorang siswi menyebutkan “Saya senang, karena diterangkan langsung oleh bu guru, Soalnya saya tidak punya HP untuk mengikuti pembelajaran online. Saya berharap bisa kembali belajar lagi di sekolah”.

Mayoritas orangtua wali siswa-siswi di SMP NU 02 Al Hidayah termasuk orang-orang yang memiliki kondisi perekonomian yang minim. Hal ini yang membuat Sumartini semakin semangat untuk mencerdaskan anak bangsa dengan metode pembelajaran yang ia lakukan.

Reporter: Ajeng Awalin Prihatina (1701026057)

Gerakan Membaca Melalui Taman Baca

Foto koleksi buku Taman Baca terdiri dari buku pelajaran,novel,dan buku fiksi dan non fiksi (Dok. Wahyu Lelyana)


Walisongo Publishing- Minimnya tingkat literasi di Indonesia menjadi kecemasan tersendiri bagi komunitas Persaudaraan Sahabat Community (PSC). Komunitas yang bergerak di bidang sosial dan pendidikan ini mencetuskan ide untuk mendirikan Taman Baca guna menumbuhkan minat baca kepada anak-anak terutama di desa. 

Sejak berdiri pada tahun 2015 PSC sudah mempunyai 9 Taman Baca yang tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, salah satunya berada di desa Mijen, kecamatan Kebonagung, kabupaten Demak atau lebih populer dengan nama Taman Baca Anak Bunda.

TB Anak Bunda buka setiap hari, berada di rumah Purwati (47) sebagai anggota komunitas PSC jam berkunjung lebih fleksibel. Saat di temui di rumahnya, ia menjelaskan bahwa anak-anak setiap hari datang untuk meminjam buku dan terkadang membaca di sini.

“Taman Baca buka setiap hari, tapi paling ramai hari Minggu. Biasanya anak-anak kesini untuk pinjam buku, atau sekedar membaca. Untuk jumlah peminjaman buku tidak ada batasan, karena kita tujuannya kan agar anak lebih giat membaca dan untuk waktunya biasanya satu sampai dua minggu baru dikembalikan” Jelas Purwati (15/10/2020)

Saat pandemi seperti ini, pengunjung TB dibatasi. Mereka yang biasa berkunjung adalah anak SD hanya diperbolehkan meminjam dan langsung pulang. Beberapa kegiatan harus tertunda akibat adanya Covid-19 seperti agenda bulan Bahasa. 

“Biasanya bulan Oktober ada kegiatan lomba untuk memeriahkan bulan bahasa, tapi karena Covid-19 terpaksa kegiatan tersebut tidak diadakan pada tahun ini” pungkas Purwati.

Koleksi buku disini cukup banyak, mulai dari buku pelajaran SD dan SMP, komik, novel, dongeng anak-anak dan buku non fiksi. Buku ini diperoleh dari open donasi komunitas dan sumbangan dari KKN UIN Walisongo Semarang beberapa waktu lalu. 

Salah satu pengunjung setia taman baca adalah anita (12). Hampir setiap hari ia dan teman-temannya pergi ke taman baca. 

“Seneng banget ada taman baca, kalo ada PR cari buku sekalian mengerjakan disana, tapi dulu pas SD, sekarang sudah SMP jarang karena saya mondok. Semoga anak-anak di desa lebih giat membaca di Taman Baca ini” Ungkap Anita .



Reporter: Wahyu Lelyanawati (1701026044)

Cegah Penyebaran COVID-19 , Mahasiswa KKN UIN Walisongo Himbau Masyarakat Lewat Banner

Pemasangan Baneer oleh Tim KKN UIN Walisongo 15/10. (SM/Doc)

SEMARANG, Walisongo Publishing- Himbau masyarakat untuk ikut serta mencegah penyebaran Covid-19, Mahasiswa KKN R-DR (Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah) UIN Walisongo Semarang pasang banner di beberapa titik Perumahan Beringin Asri, Wonosari, Ngaliyan, Semarang, Kamis (14/10/2020).

Berbekal ijin dan dukungan dari pemerintah desa setempat, Mahasiswa KKN R-DR UIN Walisongo memasang sejumlah 8 Banner di area perumahan. Banner-banner tersebut berisi himbauan dan cara pencegahan penularan covid-19.

Seperti dijelaskan Shodiq (21), selaku koordinator pemasangan banner,

"Semuanya berjumlah 8 banner dengan ukuran yang berbeda-beda, isinya tentang himbauan kepada masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan, memakai handsanitizer, jaga jarak dan lain sebagainya".

Terkait pemasangan banner, mereka memilih tempat-tempat strategis agar tidak menganggu pemandangan dan bisa dilihat dengan jelas oleh masyarakat.

"Semua itu kami pasang di titik-titik strategis, diantaranya gapura RT, balai RT, Pos  Kamling, dan salah satunya kami juga pasang di pintu masuk masjid", jelas Shodiq.

Ia juga mengatakan bahwa pemasangan banner menjadi pilihan yang tepat untuk mengedukasi masyarakat. Selain bahasanya yang singkat, kesadaran untuk cegah covid-19 cenderung akan muncul ketika masyarakat terus melihatnya.

Kegiatan yang dilakukan sebagai salah satu bentuk pengabdian nyata  mahasiswa kepada masyarakat ini, disambut baik dan diapresiasi oleh warga Perumahan Beringin Asri.

Rizky (21), salah satu warga Perumahan Beringin Asri mengatakan,

"Seneng kalau ada banner seperti ini, kita jadi merasa terus diingatkan dan akhirnya sadar untuk ikut mencegah penyebaran covid-19".

Saefudin, Ketua RT.04 Perumahan Beringin Asri juga turut memberi semangat dan dukungan berupa perizinan untuk kegiatan ini. 

"Kegiatan apapun, selama itu untuk kebaikan saya akan terus mendukungnya. Apalagi untuk mengedukasi masyarakat Beringin Asri ini" tuturnya.

Ia juga berharap kedepannya kesadaran masyarakat untuk memutus rantai penyebaran covid-19 bisa meningkat dengan pemasangan banner tersebut. 

Reporter: Sodikotul Muharisah

Hidupkan Kembali TPQ NU 02 Tembok Kidul Di Masa New Normal


 Proses belajar di masa New Normal TPQ NU 02

TEGAL, Walisongo Publishnig- Pandemi menjadi problema dalam segala lini kehidupan, segala kegiatan menjadi terhambat karena adanya himbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah saja, termasuk sekolah. Namun, sejak awal Juni kemarin pemerintah telah menerapkan New Normal di Indonesia. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kembali beraktifitas namun tetap mengikuti protokol kesehatan.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk bekal di masa depan, seperti contohnya Pendidikan Al Qur’an. Kesempatan ini digunakan sangat baik oleh para ustaz dan ustazah TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) di TPQ NU 02 Tembok Kidul yang memutuskan untuk kembali menerapkan pembelajaran seperti dulu. Lokasi TPQ ini berada di Desa Tembok Kidul, Adiwerna, Tegal. 
 
Dalam penghidupan kembali TPQ ini para ustaz dan ustazah menerapkan protokol kesehatan yang wajib diikuti oleh murid-murid yang hendak belajar, seperti penggunaan masker, menjaga jarak satu sama lain, serta mencuci tangan sebelum memasuki area TPQ.

Para ustaz dan ustazah pun selalu memberikan pemahaman kepada murid tentang keadaan yang sedang terjadi saat ini dan memberi contoh hal-hal yang harus di waspadai mengingat bahayanya Covid 19 ini, dengan begitu murid-murid pun senantiasa paham dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.

“Tidak ada hukuman atau sanksi, jika ada murid yang tidak mengikuti protokol kesehatan, akan tetapi tetap ditegur supaya jangan mengulangi lagi serta memerintahkan supaya mematuhi protokol kesehatan,” ucap Dika (22), salah satu ustazah yang ditemui pada Kamis (15/10).

Menurut Aminah (45), kepala sekolah TPQ ini juga mengatakan bahwa murid tidak hanya diberi arahan untuk mematuhi protokol kesehatan, akan tetapi murid juga diberi bantuan berupa masker dan face shield untuk digunakan saat belajar di kelas.

“Ada bantuan dana dari pemerintah untuk beberapa sekolah, terutama TPQ NU 02 Tembok Kidul ini, dana ini digunakan untuk membeli alat-alat kesehatan seperti thermometer, disinfektan, masker, face shield, serta wastafel untuk cuci tangan yang diletakkan di depan sekolah agar anak-anak mau mengikuti aturan protokol kesehatan,” pungkasnya.


Reporter: Syahda Afni Arvia (1701026101)

Tantangan dan Solusi Pengajaran PAUD di Masa Pandemi

 

Anak-anak sedang melakukan kegiatan belajar dengan membuat sebuah kreativitas yang terbuat dari Kertas Origami pada hari Rabu (16/10/2020)


SEMARANG, Walisongo Publishing- Wabah COVID-19 membuat banyak kegiatan publik beralih dengan pusat aktivitas utamanya berada di rumah. Situasi ini merupakan realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya terjadi pada pengajaran pendidikan anak usia dini (PAUD) Tarbiyatul Adhfal 57, yang berada di Jln.Cempaka1, Rt 01 Rw 03, kelurahan Penggaron lor ,Genuk Semarang.

Mau tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru, orangtua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru (new normal) lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada konteks yang lain, semua pihak diharapkan tetap bisa optimal menjalankan peran barunya dalam proses belajar-mengajar di masa pandemi ini.

Dengan adanya pandemi ini dari pihak sekolah mengadakan rapat yang di pimpin langsung oleh kepala sekolah bernama ibu Hj.Masrifatun dengan narasumber yang terdiri dari orang tua murid dan juga seluruh pengasuh PAUD di ruang rapat pada sabtu (10/10).

Dalam rapat tersebut membahas mengenai sistem pengajaran yang diberikan oleh guru terhadap muridnya di masa pandemi seperti ini. Dari pihak sekolah sepakat untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka namun hanya berlangsung beberapa hari saja dalam seminggu sehingga sisanya bisa melalui pembelajaran secara daring.

Hal ini di karenakan masih ada sedikit orang tua yang merasa keberatan dengan adanya tugas daring .Menimbang masih terdapat kesenjangan akses terhadap internet, kapasitas menggunakan aplikasi pembelajaran, serta kemampuan finansial di setiap wilayah.

“Tantangan ataupun hambatan dalam pembelajaran daring itu biasanya terdapat pada susahnya jaringan yang kita miliki kemudian paket data”Ucap Ivatul Amalia" pengasuh PAUD.

Menurutnya, “Kita bisa menekan tombol PAUSE untuk beberapa kegiatan, tapi kita tidak bisa melakukannya kepada pertumbuhan anak-anak kita.”

“Inilah masa kita membahagiakan semua dengan lebih memahami apa yang menjadi kebutuhan dasar anak sambil memenuhi tujuan utama PAUD, yakni soal iman dan takwa lewat penanaman karakter yang sederhana seperi sopan, santun, gairah beribadah, dan membantu orang tua. Jangan sampai semua jadi stress, karena orang tua harus memenuhi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dari Guru, sementara Guru ditagih oleh Dikbud sebagai bagian pertanggungjawaban kinerja,” ujar ibu Hj.Masrifatun"Kepala Sekolah.

Disisi lain pihak sekolah juga sudah  menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh Kemendikbud untuk menyikapi situasi belajar selama pandemi Covid19 ini melalui, di antaranya, bagi mereka yang punya akses teknologi, bisa memanfaatkan beragam aplikasi belajar, Bagi yang tidak punya akses bisa melalui TVRI, sambil terus dievaluasi proses pelaksanaannya.


“Bagaimana bila internet dan TVRI tidak bisa diakses? Ada prinsip yang perlu dipegang, pertama soal kebahagiaan anak dalam belajar. Kedua, keselamatan peserta didik, orang tua, dan guru. Artinya kunjungan ke rumah bisa dilakukan asal daerah yang bersangkutan tidak dalam protokol darurat pandemi (red zone)," ucap Ivatul Amalia"

Kemudian yang terakhir dari pihak pemerintahan juga sudah memberikan sedikit bantuan berupa paket data yang bisa digunakan untuk di dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran,namun tidak semua bisa menggunakan bantuan dari pemerintahan tersebut karena dari pemerintahan sendiri ada cara bagaimana agar nomor kita bisa terdaftar kedalam bantuan paket data tersebut.


Reporter: Lilik Ambarwati (1701026066)

Akan Mulai Pembelajaran, Santri Al Asy’ariyyah Dikawal Ketat, Ada Prosedur Berlapis Sebelum Masuk Pondok


WONOSOBO, Walisongo Publishing - Diperkirakan sedikitnya 1.000 Santri maupun mahasiswa yang datang ke kawasan Kalibeber, Mojotengah, ke Ponpes Al Asy’ariyah  dikawal beberapa pihak di lapangan Kalibeber, kemarin (15/10). Ketika sudah lolos di tahapan pemeriksaan awal, maka para santri akan di karantina di lingkungan pondok masing-masing.

“Yang anak-anak sekolah di kamar masing-masing dan tidak boleh keluar pondok, disediakan makan. Sedangkan untuk mahasiswa menempati kamar anak kelas tiga yang sudah pindah. Total santri yang akan pulang hari ini diperkirakan 500 santri, dan sudah sejak bulan lalu kebanyakan siswa kelas 3 dan mahasiswa,” kata salah satu pengurus pondok, Fadilatunnikmah, ketika mengawal proses kedatangan hingga Minggu malam (15/10).

Untuk tempat karantina, difokuskan di lokal pondok, meskipun sebelumnya ada rencana di SMK dan SMA Takhassus. Untuk satu bilik akan dihuni hingga 20 orang santri mengingat kuota pada kondisi umum yakni satu kamar untuk 50 santri. Para santri yang datang juga mengikuti protokol kedatangan seperti, cuci tangan, disemprot antiseptik, cek kesehatan, dan mengikuti masa karantina setelah tiba di pondok.

“Aturan di pondok cukup ketat, intinya santri tidak diperbolehkan keluar pondok selama masa karantina. Jika ada yang muncul gejala mengarah ke covid, akan dilaporkan ke puskesmas dahulu,” imbuhnya.

Ditanggapi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim, kedatangan santri pada Minggu petang (15/10), adalah puncak kepulangan santri. Bahkan beberapa hari sebelumnya sudah dipersiapkan tenda cek poin dan diperkirakan total santri yang datang mencapai 1.000 orang.

“Sesuai permintaan dari Pondok Pesantren, hari ini menjadi batas akhir dan sudah masuk 400 santri lebih dalam sehari ini dan disiagakan sampai malam hari. Alurnya, ketika kendaraan santri masuk sudah ada tim pencegat dan kendaraan di spray dengan cairan antiseptik, lalu penumpang masuk ke lapangan dan masuk ke kamar antiseptik. Untuk mobil dan orang dibedakan karena dikhususkan untuk tubuh manusia,” kata Zulfa saat pantauan kedatangan.

Para santri kemudian mengisi absensi dan cek kesehatan. Ketika cek pertama normal, bisa lanjutkan perjalanan dan disemprot barang-barangnya. Ketika ada tanda-tanda yang mengarah dibawa k epos ke-dua. Namun jika suhu bisa turun ketika ditunggu dan tidak ada gejala, maka bisa lanjut ke lokasi karantina di pondok.

“Sejauh ini belum ada tanda-tanda gejala covid 19, dan mudah-mudahan semua sehat. Di pondok sudah ada pembershian dan aturan khusus sesuai prosedur bagi yang baru masuk diharuskan mengkarantina diri hingga dipastikan kesehatanya. Ketika masuk pondok pun mereka masih terus dijaga dan diminta dipantau kesehatannya,” imbuhnya.

Santri di Kalibeber memang mayoritas berasal dari luar daerah bahkan ada yang dari luar pulau termasuk Kalimantan. Meskipun belum ada rencana rapid tes namun dikatakan Zulfa  bisa saja diagendakan oleh dinas kesehatan dalam rencana 40.000 tes yang direncanakan akan dilakukan.

Menurut salah satu santri, Rofik yang merupakan warga lokal Watumalang mengaku kondisi tersebut meski membuat para santri kurang leluasa namun harus dilakukan demi keamanan dan kesehatan bersama.

“Kami pulang karena ingin ikut agenda harian pondok yang sudah libur cukup lama,” pungkasnya.


Reporter :Khotimatus Sa’adah



Outer Item favorit Remaja Sepanjang Masa


tampil fashioneble dengan cardigan atau outer


DEMAK, Walisongo Publishing- Saat ini, pamor dari cardigan atau outer tengah naik daun, banyak dari fashion lovers menjadikan satu item ini sebagai koleksi pribadi mereka. cardigan sendiri dikategorikannya sebagai outer atau pakaian yang dipakai di luar baju atasan.

“Di tempat saya,sudah banyak sekali yang mengoleksi cardigan. Tpi dikoleksi itu bukan Berty tidak dipakai ya..dikoleksi itu karena kebanyakan mereka sudah suka dengan cardigan. Dan selalu memakai nya untuk jalan-jalan atau sekedar keluar rumah karena cock banget di pakai dengan apa aja”. Ucap bella (15/10/2020)

Outer, istilah untuk pakaian luaran, belakangan semakin menjadi andalan untuk menunjang penampilan. Ada berbagai bentuk outer mulai dari jaket, blazer, rompi, outer kimono, dan lainnya.

Kebanyakan perempuan sangat memikirkan kostum yang akan dipakai harus tampil sempurna, agar tampil percaya diri. Tampil stylish dengan outfit yang berbeda untuk dipakai sehari-hari sungguh sangatlah mudah. Saat ini, ternyata memakai luaran (outer) seperti rompi, cardigan, coat bisa menjadi tambahan item fashion yang akan membuat gaya kamu semakin kece.

“Kalo aku lebih minat ke outer sih, Alasannya lebih fashionable aja dan lebih simple Outer juga bisa jadi ootd (out fit of the day) keseharian dan nyaman di pakai”. Ujar dewi pemakai outer (15/10/2020)

Kini outer menjadi kebutuhan penting dalam berbusana bagi kaum hawa, maka dari itulah supaya tidak bosan dengan gaya yang itu-itu saja. Lagi pula style dari outer pun bermacam-macam yang tentunya akan menambah penampilan semakin stylish. Dapat pula digunakan formal maupun non formal. 

“ Menurut saya cardigan itu busana tren untuk wanita sebagai penunjang penampilan....sifat dari cardigan yang simpel , dan mudah sekali di dapat, selain itu juga bisa dimix dan di macht membuat nya digemari para kaum wanita anak muda zaman sekarang”. Ujar tambahan bella

Tak hanya itu saja, Bagi mereka yang memiliki tubuh gemuk dan berisi, memakai outer juga bisa membantu menyamarkan bentuk tubuh dan membuatnya terkesan lebih ramping.

"Kalau orang yang badannya berisi, pakai outer yang warna gelap pasti langsung merampingkan, mengurangi volume tubuhnya," tambah dewi 

Dan Ada banyak alasan mengapa Remaja jaman sekarang menyukai pakaian ini. Awalnya membeli karena mengikuti mode jaman. Karena juga banyak artis-artis mancanegara seperti Korea yang memakainya sebagai macht luaran baju mereka. Dan terlihat jadi lebih kece dan pastinya fashionable.

Alhasil cardigan atau outer digunakan anak-anak muda zaman sekarang, selain itu outer dapat disulap untuk dimix dan dimatch dengan jenis baju lainnya. Misal dengan blous, rok, celana, gamis, kaos dan dress.


Reporter: Wahyuningsih (1701026105)


Mahasiswa KKN UIN Walisongo Sosialisasikan Cek Kesehatan Gratis

Sosialisasi Cek Kesehatan Gratis kepada ibu-ibu Jamaah Tahlil Dukuh Proto, Desa Tambahrejo, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, pada Kamis (15/10). (Dok : Laily Qodriyati)


BATANG, Walisongo Publishing- Mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah 75 UIN Walisongo Semarang Kelompok 87, mengadakan sosialisasi cek kesehatan gratis. Sosialisasi ini disampaikan kepada ibu-ibu Jamaah Tahlil Dukuh Proto, Desa Tambahrejo, Kecamatan Bandar Kabupaten Batang.(15/10)

Bertempat di Masjid Nurul Islam, 6 orang mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan mereka pada jamaah. Dewi Sarah (22), penanggungjawab cek kesehatan gratis, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 17 Oktober 2020.

“Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2020 di Dukuh Proto”, katanya pada Kamis (15/10).

Cek Kesehatan Gratis ini ditujukan pada warga Dukuh Proto, dengan prioritas usia lanjut. Cek Kesehatan yang akan dilakukan meliputi cek tekanan darah, kadar gula, asam urat, berat badan dan suhu badan.

Dewi pun menyampaikan bahwa sistem cek kesehatan gratis ini akan dilakukan secara door to door mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda. Hal ini dikarenakan tidak diperkenankannya ada kerumunan banyak orang.

Muhammad Luqni Maulana (24), ketua kelompok 87, menuturkan bahwa cek kesehatan gratis ini dimaksudkan karena adanya kepedulian mahasiswa terhadap kesehatan masyarakat.

“Selain virus covid yang sedang mewabah, penyakit lain pun tetap harus diwaspadai agar kesehatan tetap terjaga”, tuturnya.

Respon yang diberikan para ibu pun baik. Mereka menerima dan mendukung kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari sabtu itu. Salah satunya adalah Eni (56), ia menyambut baik kedatangan mahasiswa KKN di Desanya.

“Ya alhamdulillah mbak, jadi rame ngajinya, malah seneng saya. Apalagi tadi masjidnya juga dibersihkan”, kata Eni.

Nur Khasanah (45), Ketua Jamaah Tahlil, menyambut baik kegiatan yang akan berjalan. Ia pun menghimbau kepada para jamaah untuk menyambut baik para mahasiswa yang akan datang ke rumah-rumah untuk mengecek kesehatan.

“Alhamdulillah ada cek gratis, kalau ada yang mau cek tapi males ke puskesmas kan bisa cek cukup dirumah aja”, jelasnya.


Reporter: Laili Qodriati (1701016046)

Gowes, Obat Kebosanan di Era Pandemi

Foto Komunitas Gowes Pipiku saat ada event di Cepu. 


BLORA, Walisongo Publishing- Sejak munculnya pandemic trend-trend baru dalam masyarakat mulai bermunculan, salah satunya adalah kegiatan bersepeda atau biasa sering disebut gowes. Tren ini diminati khalayak banyak sebagai wujud penghilang jenuh selama bekerja dan belajar di rumah akibat pembatasan sosial. (15/10)

Sejak pemerintah dan para edis gencar gencar melakukan edukasi kepada masyarakat agar menjaga kesehatan, gowes semakin mejadi olahraga yang sangat digandrungi masyarakat. Tentu saja bersepeda memiliki banyak manfaat terutama untuk menjaga jantung dan melatih kekuatan otot kaki. 

Bersepeda juga sangat bagus untuk menjaga imunitas tubuh yang sangat dibutuhkan di era covid-19 ini, yang melanda Indonesia sejak maret lalu hingga saat ini. Salah satu komunitas pipiku (pit-pitan kunduran) di Blora melakukan kegiatan gowes dengan tetap meperhatiakn protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan selalu sedia handsanitizer. 

Karena meningkatnya minat masyarakat dalam bersepeda membuat Komunitas ini menjadi lebih semangat dan antusias dalam kegiatan gowes. Meskipun kegiatan event-event komunitas bersepeda berkurang karena pandemi tapi mereka tetap bisa menikmati dengan munculnya trend masyarakat baru ini. 

“Dulu sebelum ada pandemi, kami sering mengadakan even-event hingga keluar kota. Mulai dari event di Ambarawa, Rembang, Cepu kami selalu datang meramaikan. Namun, karena efek pandemi kami harus gowes sendiri dengan anggota kelompok yang lebih kecil sebab menghindari adanya kerumunan”,  tutur Ayika salah satu anggota komunitas pipiku. 

Reporter: Laili Nuzuli Annur (1701026168)

Tanggap Covid-19, Mahasiswa KKN UIN Walisongo Akan Adakan Penyemprotan Disinfektan di Klakahkasihan Pati

 


Mahasiswa KKN UIN Walisongo sedang berpose bersama sebelum pemyemprotan di lingkungan RW 08, Desa Klakahkasihan, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati. (Doc.Pribadi)


PATI, Walisongo Publishing- Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Dari Rumah 75 UIN Walisongo Semarang kelompok 13 akan melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan pada Jumat, 16 Oktober 2020 besok. Kegiatan ini dilaksanakan di lingkungan RW 08, Desa Klakahkasihan, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.

Penyemprotan disinfektan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona dan meningkatkan kebersihan di desa setempat. Tempat yang menjadi sasaran penyemprotan antara lain gang, pemukiman warga, dan masjid.

"Tujuan kegiatan ini sebagai langkah pencegahan penyebaran covid-19. Selain itu, kebersihan tempat seperti tempat ibadah merupakan hal yang penting selama pandemi ini, " kata Novi Elya Sari (21), Ketua pelaksana kegiatan pada Kamis (15/10).

Dia menyebutkan untuk persiapan  kegiatan sudah 75 persen. Karena, disinfektan di desa tersebut sudah tersedia. Dan tenaga pemuda desa sudah siap membantu kegiatan penyemprotan.

Penyemprotan ini dilakukan oleh 15 mahasiswa KKN sebagai salah satu program kelompok yang harus direalisasikan. Kegiatannya dilaksanakan pukul 10.00 WIB.

Mahasiswa KKN juga mengadakan kegiatan bersih-bersih masjid. Rencananya dilaksanakan sebelum penyemprotan disinfektan berlangsung.

"Dengan adanya penyemprotan disinfektan ini, diharapkan lingkungan RW 08 Desa Klakahkasihan lebih bersih dan terhindar dari virus corona. Serta bisa mahasiswa KKN lebih dekat dengan warga sekitar, "pungkasnya.


Reporter : Naghma Rangella L (1701026036)

Mahasiswa UIN Sandang Double Duta

Nurul Hidayat saat mengenakan selempang Duta Wisata Demak (kiri), Nurul Hidayat saat mengenakan selempang Putera Pendidikan Jawa Tengah. (Doc. Pribadi)

SEMARANG, Walisongo Publishing- Nurul Hidayat, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Walisongo Semarang memperoleh dua gelar duta dalam waktu berturut-turut. Pada 2019, dirinya memperoleh gelar Duta Wisata Demak dan kembali meraih gelar duta pada ajang Putera Pendidikan Jawa Tengah 2020.

Menjadi duta pendidikan bukan tanpa alasan. Mahasiswa asal Demak ini mengaku senang dengan dunia pendidikan. Sejak SMA, ia sudah aktif mengajar ekskul marching band di beberapa sekolah dasar hingga SMA. Baginya, pendidikan tidak hanya soal pembelajaran di sekolah saja, tetapi juga ada pendidikan non akademik dan pesantren.

“Saya ingin menunjukkan bagaimana anak pesantren juga mampu berkompetisi dan berkontribusi diberbagai bidang, tidak hanya soal ilmu agama, namun juga ilmu-ilmu yang lain,” ujar Dayat, santri Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin Semarang. (Kamis, 15/10/2020).

Prinsip hidup yang selalu ia pegang adalah: Kita hidup tidak cukup jika sekedar menjadi orang baik, tapi kita harus menjadi sebaik-baik manusia yaitu orang yang bermanfaat bagi orang lain.

“Menurutku, duta itu bukan hanya soal jadi juara atau sekedar mendapat title atau gelar, tapi duta adalah sebuah tanggungjawab atau amanah yang memang benar-benar harus bisa dijaga, digunakan sebaik mungkin untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitar kita,” kata Dayat.

Meski saat ini sedang dalam situasi pandemi, Duta Wisata Demak ini tidak tinggal diam. “Saat ini saya sedang persiapan bagaimana mulai membantu mengangkat wisata-wisata di era new normal, agar tempat wisata di Demak juga bisa pulih kembali,”.

Kesibukannya dalam dunia duta, tidak menghalangi kegiatan lain. Saat ini, Dayat masih sibuk di perkuliahan, organisasi kampus, komunitas angklung, dan menyalurkan hobi badmintonnya.

Ia mengaku ada perubahan setelah ia menjadi duta yaitu lebih menjaga attitude dan apa yang ia lakukan di kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan usai menjadi duta, maka otomatis akan menjadi tolok ukur anak muda di daerahnya.

Reporter: Fina Idamatussilmi (1701026059)

Abdul Halim: Prospek Wisata Setigi Modal Besar Menuju Wisata Halal


Wisata Setigi di Desa Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik Rabu, 15/10/2020(SR/Doc)


GRESIK, Walisongo Publishing- Kabupaten Gresik adalah salah satu Kabupaten yang paling siap menyambut The Real Halal Destination Tourism Word Class. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Desa Sekapuk yang menjadi konseptor wisata Setigi, Abdul Halim (39) melalui wawancara eksklusif pada Rabu (15/10).

”Saya yakin akan banyak wisatawan yang tertarik datang ke Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Gresik ini. Dengan dukungan kuliner halal maka saya sangat yakin Gresik adalah salah satu Kabupaten yang paling siap menyambut The Real Halal Destination Tourism, World Class,” ujarnya.

Setigi sendiri berasal dari singkatan Selo, Tirto, dan Giri. Selo berarti batu, Tirto berarti air, dan Giri memiliki arti bukit. Dulunya kawasan Wisata ini merupakan bekas area tambang batu kapur. Namun sejak 2003 tambang tersebut tidak lagi digunakan dan berubah fungsi sebagai tempat pembuangan sampah. Baru pada 2018 tempat tersebut mulai dibersihkan dan dibangun menjadi tempat wisata.

"Sebelum resmi dibuka sudah banyak yang berkunjung. Tidak hanya wisatawan domestik, tapi juga ada wisatawan mancanegara. Tiket masuknya untuk dewasa Rp 15 ribu, anak-anak Rp 10 ribu," ujarnya.

Selain menyajikan wisata alam berupa perbukitan kapur, wisata Setigi juga menyajikan wisata buatan seperti Jembatan Peradaban yang arsitekturnya bernuansa barat, replika bangunan masjid bergaya Persia dan bangunan Candi Topeng Nusantara.

Abdul Halim menambahkan, para pengunjung yang ingin mengelilingi wisata seluas 5 hektar tersebut bisa menggunakan mobil ATV atau motor trail mini yang tersedia di lokasi wisata.

"Selain itu ada Nogo Giri Pancoran, area food court berbagai macam menu makanan dan minuman serta bumi perkemahan," kata Abdul Halim.

Salah satu pengunjung, Latifatul Ainiyah (30) mengaku nyaman berwisata di wisata Setigi. Selain tempatnya bagus dan menarik, makanan yang dijual sudah pasti halal.

"Saya tipe orang yang was-was jika berwisata. Takut salah makan, tapi disini saya sangat nyaman karena selain berwisata saya bisa menikmati kuliner yang sudah pasti halal," katanya.

Mengenai pendanaan, Halim mengajak warganya untuk berswadaya dengan cara setiap Kepala Keluarga (KK) menabung Rp 8 ribu per hari atau Rp 200 ribu perbulan selama setahun hingga terkumpul Rp 2,4 juta per KK. Jumlah ini terhitung sebagai saham yang dikelola oleh BUMDes.

"Pembangunan Wisata Stigi murni swadaya masyarakat Sekapuk, bukan dari dana bantuan pemerintah," pungkasnya.

Reporter : Siti Rohmah (1701026016)

Manfaatkan Media Baru, Mahasiswa KKN IPMAFA Suguhkan Konten Trendi Untuk Edukasi Masyarakat


Foto Bersama Kelompok KKN Emocare IPMAFA 15/10. (Afif/Doc)


PATIWalisongo Publishing- Sadar akan kemajuan teknologi, Mahasiswa KKN IPMAFA manfaatkan new media sebagai kanal untuk mengedukasi, diskusi serta sosialisasi covid-19. KKN yang diberi nama Emocare tersebut gencar melaksanakan progam sesuai namanya yaitu e dukasi, mo derasi dan care atau peduli covid-19.

Konten moderasi yang dibuat bertujuan untuk membuka pemikiran masyarakat umum. Beranjak dari pelbagai macam fakta orang yang terlalu fanatik dengan segala hal, tidak hanya agama tetapi juga panutan atau sosok. Melihat hal itu KKN Emocare IPMAFA ingin menyadarkan semua golongan agar tidak terlalu ke kiri maupun ke kanan tetapi di tengah-tengah atau moderat melalui diskusi tematik.

Sebagai bentuk implementasi serta optimalisasi media baru seperti Youtube, Instagram dan Facebook. Sajian konten didesain semenarik mungkin, menyesuaikan tren zaman sekarang. Salah satunya dikemas dalam bentuk podcast. Seperti program Ngaji Daring, selain substansi, faktor pendukung seperi kesiapan fasilitas dan SDM benar-benar mereka perhatikan. 

“Kesiapannya memang harus benar-benar matang. Bukan hanya tema yang kudu popoler dan mewakili kebutuhan masyarakat, kualitas audio (podcast) juga tak luput dari perharian. Karena dengan kualitas terbaik masyarakat akan menaruh perhatian di sana,” jelas Irvan, Kamis (15/10/2020).

Mahasiswa semester tujuh tersebut mendapatkan tugas sepesifik sebagai penggerak media. Konten kekinian seprti vlog juga mereka garap. Dilain sisi mereka juga mengedukasi pelajar terutama di daerah Pati. 

“Mereka (pelajar) pasti jenuh dengan metode pendidikan yang selama ini diterapkan. Jadi model vlog ini saya rasa bisa menjadi solusi alternatif untuk pemuda khususnya pelajar. Di dalamnya kami sisipkan nilai-nilai atau materi tentang ilmu yang sering dipelajari disekolah,” lanjutnya.

Di era pandemi sekarang ini menuntut semua elemen baik pelajar maupun pengajar untuk melangsungkan prosesi belajar di luar sekolah. Bergerak dari sana mahasiswa KKN Emocare juga sering menyampaikan edukasi melalui live Streaming. Strategi give away mereka gunakan untuk menjaring massa khususnya para pelajar. 

Alfin misalnya, siswa kelas 11 SMA ini awalnya tertarik dengan give away yang ditawarkan. Namun setelah intens mengikuti kajian-kajian melalui live Streaming, sekarang ia merasa mendapatkan banyak pengerahuan. 

“Dulunya sih hanya mengincar give away saja. Eh taunya malah ketagihan. Soalnya konten yang mereka sajikan menggunakan pendekatan anak zaman sekarang. Mungkin itu yang membuat saya sekarang menjadi salah satu pemirsa aktif di sana,” ungkap Alfin.

Selain itu semua, sosialisasi tentang pandemi covid-19 juga tak henti-hentinya mereka suarakan. Melalui poster, flayer serta video-video edukasi terkait protokol kesehatan gencar mereka lakukan. 

“Walaupun lewat media sosial, kami berharap masyarakat bisa sadar dan patuh pada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah,” tutup irvan.


Reporter: Mohammad Afiful A’yun (1701026115)