Sunday, October 18, 2020

Akan Mulai Pembelajaran, Santri Al Asy’ariyyah Dikawal Ketat, Ada Prosedur Berlapis Sebelum Masuk Pondok


WONOSOBO, Walisongo Publishing - Diperkirakan sedikitnya 1.000 Santri maupun mahasiswa yang datang ke kawasan Kalibeber, Mojotengah, ke Ponpes Al Asy’ariyah  dikawal beberapa pihak di lapangan Kalibeber, kemarin (15/10). Ketika sudah lolos di tahapan pemeriksaan awal, maka para santri akan di karantina di lingkungan pondok masing-masing.

“Yang anak-anak sekolah di kamar masing-masing dan tidak boleh keluar pondok, disediakan makan. Sedangkan untuk mahasiswa menempati kamar anak kelas tiga yang sudah pindah. Total santri yang akan pulang hari ini diperkirakan 500 santri, dan sudah sejak bulan lalu kebanyakan siswa kelas 3 dan mahasiswa,” kata salah satu pengurus pondok, Fadilatunnikmah, ketika mengawal proses kedatangan hingga Minggu malam (15/10).

Untuk tempat karantina, difokuskan di lokal pondok, meskipun sebelumnya ada rencana di SMK dan SMA Takhassus. Untuk satu bilik akan dihuni hingga 20 orang santri mengingat kuota pada kondisi umum yakni satu kamar untuk 50 santri. Para santri yang datang juga mengikuti protokol kedatangan seperti, cuci tangan, disemprot antiseptik, cek kesehatan, dan mengikuti masa karantina setelah tiba di pondok.

“Aturan di pondok cukup ketat, intinya santri tidak diperbolehkan keluar pondok selama masa karantina. Jika ada yang muncul gejala mengarah ke covid, akan dilaporkan ke puskesmas dahulu,” imbuhnya.

Ditanggapi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Zulfa Akhsan Alim, kedatangan santri pada Minggu petang (15/10), adalah puncak kepulangan santri. Bahkan beberapa hari sebelumnya sudah dipersiapkan tenda cek poin dan diperkirakan total santri yang datang mencapai 1.000 orang.

“Sesuai permintaan dari Pondok Pesantren, hari ini menjadi batas akhir dan sudah masuk 400 santri lebih dalam sehari ini dan disiagakan sampai malam hari. Alurnya, ketika kendaraan santri masuk sudah ada tim pencegat dan kendaraan di spray dengan cairan antiseptik, lalu penumpang masuk ke lapangan dan masuk ke kamar antiseptik. Untuk mobil dan orang dibedakan karena dikhususkan untuk tubuh manusia,” kata Zulfa saat pantauan kedatangan.

Para santri kemudian mengisi absensi dan cek kesehatan. Ketika cek pertama normal, bisa lanjutkan perjalanan dan disemprot barang-barangnya. Ketika ada tanda-tanda yang mengarah dibawa k epos ke-dua. Namun jika suhu bisa turun ketika ditunggu dan tidak ada gejala, maka bisa lanjut ke lokasi karantina di pondok.

“Sejauh ini belum ada tanda-tanda gejala covid 19, dan mudah-mudahan semua sehat. Di pondok sudah ada pembershian dan aturan khusus sesuai prosedur bagi yang baru masuk diharuskan mengkarantina diri hingga dipastikan kesehatanya. Ketika masuk pondok pun mereka masih terus dijaga dan diminta dipantau kesehatannya,” imbuhnya.

Santri di Kalibeber memang mayoritas berasal dari luar daerah bahkan ada yang dari luar pulau termasuk Kalimantan. Meskipun belum ada rencana rapid tes namun dikatakan Zulfa  bisa saja diagendakan oleh dinas kesehatan dalam rencana 40.000 tes yang direncanakan akan dilakukan.

Menurut salah satu santri, Rofik yang merupakan warga lokal Watumalang mengaku kondisi tersebut meski membuat para santri kurang leluasa namun harus dilakukan demi keamanan dan kesehatan bersama.

“Kami pulang karena ingin ikut agenda harian pondok yang sudah libur cukup lama,” pungkasnya.


Reporter :Khotimatus Sa’adah



0 komentar:

Post a Comment